Wagub Dukung Direlokasi ke TPA Suwung | Bali Tribune
Diposting : 23 April 2016 11:03
Edy Hermayasa - Bali Tribune
Ketut Sudikerta

Denpasar, Bali Tribune

Wakil Gubernur Ketut Sudikerta mendukung gagasan Gubernur Made Mangku Pastika soal relokasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Denpasar di Kerobokan, Badung ke TPA Suwung Denpasar. Wagub juga minta ormas-ormas menjaga Bali dengan pengendalian diri masing-masing.

“Imbauan saya kepada ormas-ormas yang ada di Bali, marilah kita jaga Bali dengan pengendalian diri dari emosi yang muncul dari diri kita, agar tercipta kesejukan dan keheningan dalam mewujudkan kemajuan Bali,” ungkap Sudikerta, Jumat (22/4).

Ia menambahkan, langkah-langkah yang harus dilakukan dalam hal ini melakukan kerja sama dengan Menkumham. Ia mengimbau Menkumham untuk segera memindahkan lokasi Lapas Kerobokan ke TPA Suwung.

“Lokasi itu sudah tidak representatif dilihat dari sisi lingkungannya, karena krodit dari sisi transportasi, dan juga krodit dari sisi penghuninya, oleh karena itu penting dilakukan relokasi lapas itu,” jelasnya.

Dikatakan Wagub Sudikerta perkembangan pembangunan lapas itu kuncinya ada pada Kementerian Hukum dan HAM. Ia menegaskan bahwa Pemprov Bali tidak mempunyai kewenangan untuk memindahkan lapas tersebut, dan sifatnya memfasilitasi saja.

Sudikerta menambahkan saat kunjungan ke lapas tersebut dirinya sudah menyampaikan bahwa lapas itu sudah tak representatif lagi. Namun dirinya tidak tahu mengapa sampai saat ini belum juga ditindaklanjuti. “Itu yang belum saya tahu, nanti saya akan kroscek lagi,” sambungnya.

Ditanya terkait keamanan di dalam lapas, Sudikerta mengimbau pada aparat keamanan, pertama lapas itu untuk merehabilitasi, membina daripada penghuni lapas itu sendiri, oleh karena itu perlu dijaga.  Ia berharap kondisi Bali tetap aman dan kondusif.

“Apalagi Bali sebagai tujuan pariwisata yang sangat rentan akan isu keamanan. Jadi, mari kita bersama-sama menjaga Bali agar tetap kondusif demi kehidupan kita semua yang lebih baik. Kalau ribut terus,  dan pariwisata Bali terganggu, yang rugi kita semua,” ucapnya.

Ditanya gagal tidaknya Lapas Kerobokan melakukan pembinaan karena masih adanya blok-blokan di lapas, Sudikerta mengatakan berarti pembinaan dilapas iti sendiri dalam rangka untuk menyadarkan para penghuni lapas itu tidak berhasil, juga bisa dikatakan gagal, apalagi sering terjadi perkelahian antar penghuni lapas.

Sudikerta katakan solusinya harus ada komitmen yang tulus dari pengelola lapas untuk melakukan manajemen yang baik terhadap lapas itu sendiri. “Penghuni lapas dibina dari berbagai sisi, pengelola lapas menjaga keamanan, kenyamanan dan ketertiban lapas,” demikian Ketut Sudikerta.