BALI TRIBUNE - Sebagai daerah tujuan parwisata dunia, Bali yang hanya memiliki luasan 0,4 % dari luas Indonesia kedepannya menghadapi tantangan yaitu ancaman degradasi dan pencemaran lingkungan sebagai akibat semakin pesatnya pembangunan fisik dan infrastuktur non pertanian.
Di lain pihak, dengan basis pariwisata budaya yang mengandalkan keindahan alam, Bali juga harus tetap menjaga kelestarian alam, adat, budaya dan lingkungan. Untuk itu salah satu prioritas pembangunan Bali adalah mensinergikan pembangunan sektor pariwisata dan sektor pertanian. Pembangunan sektor pariwisata dapat terus dikembangkan dengan tahap melestarikan sektor pertanian sebagai pendukungnya.
Itu disampaikan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta saat memberi sambutan sekaligus menjadi pembicara utama (keynote speaker) dalam acara Workshop Bali Organik dan Summer Course II yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa bertempat di Gedung Widya Sabha Utama Lantai 4 Universitas Warmadewa , Senin (24/7).
Kata dia sektor pertanian bukanlah hanya berperan sebagai penyedia bahan pangan masyarakat, akan tetapi memilki peran lebih luas . Konstribusi sektor pertanian dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali sebesar 15,11 % atau terbesar kedua setelah sektor pariwisata. “Sektor pertanian juga menyerap tenaga kerja cukup besar. Selain itu, pertanian juga memilki fungsi konservasi sumber daya alam, pelestarian lingkungan dan mendukung terwujudnya program Bali organik, “ jelasnya.
Wagub Sudikerta yang didampingi Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana lebih jauh memaparkan, sebagai daerah agraris Bali memilki lahan sawah seluas 79.891,2 Ha ( 14 % dari luas Bali ) yang meliputi 1.603 subak sawah dan seluas 159.079 Ha lahan perkebunan yang meliputi 1.118 subak abian dan 25.000 Ha hutan negara/hutan rakyat.
Kedepannya , lanjut Sudikerta nantinya Pemerintah Provinsi Bali akan terus berkomitmen melestarikan keberadaan lahan pertanian, perkebunan dan lahan hutan melalui berbagai program diantaranya berupa bantuan pengembangan infrastruktur pertanian, bantuan prasarana dan sarana produksi pertanian, program subsidi pupuk organik, program sistem pertanian terintegrasi (Simantri) serta fasilitasi pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.
Terkait pelaksanaan Workshop, Wagub Sudikerta berharap agar kegiatan dapat menghasilkan suatu rumusan kebijakan yang dapat dipergunakan sebagi pedoman bersama dalam mewujudkan pembangunan pertanian dan pengembangan pangan serta energi yang berkelanjutan.
Sementara itu Rektor Universitas Warmadewa Prof. dr. I Dewa Putu Widjana, DAP&E.Sp. Park dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan workshop dan Bali Summer Course (BSC) bertujuan meningkatkan wawasan mahasiswa dalam memahami atau lebih peka terhadap fenomena-fenomena pertanian dari mancanegara serta sebagai ajang bertukar pikiran dan berbagi pengetahuan dalam upaya peningkatan pertanian.