BALI TRIBUNE - Warga masyarakat yang tinggal di kawasan LC Uma Aya, Kelurahan Bebalang dibuat resah dengan keberadaan anjing liar yang berkeliaran di kawasan permukiman. Apalagi beberapa bulan lalu sempat terjadi kasus matinya seekor sapi milik peternak mati gara-gara digigit anjing liar yang postif rabies.
Salah seorang warga, Nuriada, Minggu (18/6) mengaku resah dengan keberadaan anjing tak bertuan yang lalulalang di kawasan permukiman. Dia mengungkapkan biasanya kemunculan anjing liar yang jumlahnya sekitar enam ekor muncul saat pagi hari.
Sebut ibu yang membuka usaha warung kelontongan ini, gerombolan anjing liar tersebut biasanya mengais sampah yang menumpuk di bak sampah yang ada di sebelah timur jembatan merah. Setelah puas mengais tumpukan sampah itu kawanan anjing liar tersebut langsung menghilang. "Warga di sini dibuat resah dengan keberadaan anjing tak bertuan itu, apalagi belum hilang dari ingatan beberapa bulan lalu, sapi Simantri mati karena gigitan anjing liar yang postif rabies," ujarnya.
Bertalian dengan fenomena itu, dia berharap pemerintah melalaui dinas terkait untuk segera melakukan eliminasi terhadap anjing tak bertuan itu. "Kita berharap dinas terkait segera turun untuk melakukan eliminasi , jangan sampai kasus yang sama kembali terulang," harapnya.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan, I Wayan Sukartna saat dikonfirmasi terkait munculnya keluhan warga, mengatakan untuk program vaksinasi masal dan eliminasi yang berlangsung dari bulan April sampai 17 Juni, memang ada beberapa wilayah yang belum tersebutuh program vaksinasi massal.
Dia mencontohkan wilayah Desa Tamanbali, Bunutin dan Kelurahan Bebalang. Walaupun program vaksinasi massal telah berakhir kata Sukartana pihaknya tetap melakukan penyisiran dan untuk minggu ini tiga wilayah tersebut menjadi target penyisiran. "Kita sudah merancang program, untuk pekan ini tiga wilayah tersebut akan kita sisir," sebutnya.
Disamping itu kata dia fokus untama vaksinasi selain menyasar wilayah yang masuk zone merah, pihaknya juga fokus menyasar daerah atau wilayah yang masuk kawasan pariwisata, dan daerah yang cakupan vaksinasinya masih di bawah 70 persen. "Untuk kawasan pariwisata untuk vaksinasi dan eliminasi kita lakukan secara berkesinambungan," sebutnya.
Dia mengatakan, dari jumlah populasi anjing sebanyak 52. 000 ekor, dalam program vaksinasi masal yang berlangsung selama tiga bulan itu tim berhasil melakukan vaksinasi terhadap 27.294 ekor anjing dan mengeliminasi anjing liar sebanyak 986 ekor. Mengacu darai relaita itu, maka pihaknya berharap partisipasi masyarakat untuk secara sadar ikut menyukseskan yang kaitanya dengan program vaksinasi pencegahan rabies.