balitribune.co.id | Bangli - Proyek rehabilitasi saluran drainase dan trotoar pada ruas jalan provinsi di kota Bangli sedang tahap pengerjaan. Seiring berjalannya kegiatan fisik senilai puluhan miliar tersebut, mulai menuai keluhan dari warga terkait debu dari galian proyek.
Warga sejatinya sangat mendukung kegiatan rehabilitasi saluran drainase dan trotoar yang sedang berlangsung. Kondisi saluran drainase dan trotoar memang sudah sejak lama rusak, sehingga sangat membahayakan pejalan kaki. ”Kondisi drainase dan trotoar sudah sejak lama rusak dan baru tahun ini dilakukan peremajaan, kami mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Bali dalam hal ini kepada bapak Gubernur, I Wayan Koster, karena dibawah kepeminpinan beliau fasiliats umum ini baru dapat penanganan,” ujar Agung Permana, Minggu (23/7).
Kata Agung Permana justru yang menjadi keluhan yakni dalam tatanan pengambilan pekerjaan dari pihak penyedia. Dimana pihak penyedia sepatutnya melakukan penyiraman. Pasalnya tanah bekas galian yang yang mengering di badan jalan menjadi debu yang berterbangan akibat terkena hembusan angin dari kendaraan yang melintas. Tentu hal ini sangat menggangu aktifitas warga. Bahkan tidak sedikit pelaku usaha harus tutup usahanya.
Untuk mengendalikan debu, warga yang terdampak kegiatan sudah beberapa kali melakukan penyiraman, namun berhubung kondisi air PDAM mengalami gangguan, maka penyiraman tidak bisa lagi dilakukan warga.
“Kalau bisa pihak penyedia/rekanan rutin tiap hari melakukan penyiraman biar debu tidak bertebaran seperti ini, kalau tidak dilakukan bisa timbulkan polusi udara ,” kata pemilki warung sembako ini.
Sementara dari informasi, pekerjaan rehabilitasi saluran drainase dan trotoar pada ruas jalan provinsi meliputi ruas jalan Merdeka, Kusumayuda, Nusantara dan Airlangga Bangli dikerjakan oleh PT Sanur Jaya Utama dengan nilai kontrak Rp 37.187.027.900 dengan waktu pelaksanaan selama 210 hari kalender.