Wimboh Beberkan Kondisi Sektor Jasa Keuangan | Bali Tribune
Diposting : 9 September 2021 14:57
YUE - Bali Tribune
Bali Tribune / Asesmen sektor jasa keuangan
balitribune.co.id | Denpasar - Di masa pandemi ini minat penghimpunan dana melalui penawaran umum tetap terjaga. Hal itu dapat dilihat dari investor pasar modal yang terus meningkat signifikan ditengah Covid-19 menjadi 5,8 juta, mayoritas oleh investor ritel. Investor ritel berusia dibawah 30 tahun semakin mendominasi dibandingkan investor lainnya. Antusiasme investor ritel menjadi penyumbang tingginya nilai transaksi bursa saham. Demikian disampaikan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso dalam keterangan persnya melalui virtual, Rabu (8/9). 
 
Ia menyebutkan, penghimpunan dana di pasar modal pada tahun ini telah melampaui nilai di 2020. Tercatat sampai dengan 31 Agustus 2021 sebesar Rp257,9 triliun dari 129 Penawaran Umum (PU). "Masih terdapat 68 PU Rp40,79 triliun yang masih dalam pipeline, diperkirakan target 2021 tercapai," ucapnya.
 
Lebih lanjut Wimboh menyebutkan, terdapat 28 emiten baru di 2021. Nilai penawaran umum terbesar dilakukan oleh sektor keuangan. "Kredit perbankan masih mencatatkan pertumbuhan positif year on year (yoy). Bank BUMN dan BPD masih menjadi pendorong pertumbuhan kredit dengan kredit di BUSN memperlihatkan tren kenaikan sejak April 2021," bebernya. 
 
Pertumbuhan kredit ditopang oleh BUKU 4 (3,37% yoy) meskipun sedikit menurun. BUKU 4 adalah bank dengan modal inti paling sedikit sebesar Rp 30 triliun. Diakuinya tahun ini kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan ritel masih mencatatkan pertumbuhan positif, sementara kredit korporasi sedikit terkontraksi. 
 
Sektor perdagangan besar dengan porsi terbesar mampu tumbuh positif mulai Juli 2021 (1,98% yoy), sementara industri pengolahan masih di zona kontraksi (-2,5% yoy). Di sisi lain, pemulihan pertumbuhan kredit sektor ekonomi lainnya tercatat lebih tinggi.
 
Hampir semua sektor mencatatkan pertumbuhan kredit positif secara month to month (mtm) baik di sektor ekonomi produktif seperti pertanian, perburuan dan kehutanan, industri pengolahan konstruksi, perdagangan besar dan eceran, transportasi, pergudangan, komunikasi, rumahtangga, real estat, persewaan dan produktif lainnya. 
 
Ia memaparkan, pelemahan permintaan kredit masih terjadi, namun masih terdapat potensi peningkatan. Perbankan telah menyalurkan kredit sebesar Rp1.439 triliun, namun dalam periode yang sama terdapat pelunasan dan pembayaran angsuran kredit termasuk dari beberapa debitur besar yang mencapai Rp1.332 triliun. Kedepan ruang pertumbuhan kredit masih terbuka. "Pertambahan kredit baru masih didominasi oleh BUKU 4 BUMN," ungkap Wimboh. 
 
Lihat foto : Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso (ist)
Sementara itu terkait suku bunga kredit Juli 2021 masih dalam tren menurun. Transmisi penurunan suku bunga dari suku bunga PUAB ke suku bunga deposito dan kemudian ke suku bunga kredit terus berjalan. Namun ia menegaskan risiko kredit masih dalam level terjaga. 
 
Mengingat pandemi masih belum berakhir dan perekonomian masyarakat belum stabil, maka tahun 2021 ini OJK memutuskan untuk membuat kebijakan perpanjangan masa relaksasi restrukturisasi kredit dari 31 Maret 2022 menjadi 31 Maret 2023 yang berlaku bagi seluruh perbankan. Hal tersebut sesuai dengan penerbitan POJK baru yakni POJK No. 12/POJK.03/2021 tentang Bank Umum dan POJK No.13/POJK.03/2021 tentang Penyelenggaraan Produk Bank Umum.
 
Di era pandemi ini, OJK juga memberikan dukungan untuk UMKM yakni memfasilitasi digitalisasi melalui perluasan pemasaran UMKM dengan membangun platform UMKM-MU bagi produk kuliner, fesyen, kerajinan tangan, pertanian dan perkebunan serta turut menyediakan layanan untuk mendukung pemasaran produk industri halal.