BALI TRIBUNE - Pengurus Pusat Ikatan Olahraga Dancesport Indonesia (PP IODI) berupaya semaksimal mungkin meningkatkan kapasitas para juri agar dalam memimpin pertandingan tidak menimbulkan protes.
Sekjen PP IODI, Ni Made Suparmi mengatakan upaya meningkatkan kapasitas para juri tersebut dilakukan dengan mengadakan ujian sertifikasi kepada para juri dari seluruh Indonesia, yang dilakukan di Sanur, Sabtu (21/4) lalu.
“Ada 24 juri nasional yang mengikuti sertifikasi tingkat nasional yang diselenggarakan oleh PP IODI. Mereka berasal dari 12 pengprov se-Indonesia,” ujar Ni Made Suparmi yang juga Ketum Pengprov IODI Bali itu.
Menurut dia, sertifikasi tersebut memiliki dua misi yakni jangka pendek dan panjang. Untuk jangka pendeknya adalah persiapan di PON 2020 di Papua mendatang. Dan jangka panjang merupakan bentuk pengkaderisasian pelatih dan juri untuk ke depannya.
Mengingat penting dan ketatnya sertifikasi ini, instruktur atau narasumbernya pun tak main-main. Disebutkan Suparmi yakni sebanyak dua orang masing-masing dari Malaysia dan Singapura. "Narasumber ini merupakan yang terbaik di Asia. Salah satunya Mr. Liem," urainya menambahkan.
Hal yang spesial diakui juga karena kegiatan ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan oleh PP IODI. Diharapkan nantinya rutin diadakan dan diharapkan Pengprov IODI seluruh Indonesia mengirimkan wakilnya.
Lebib lanjut dikatakan Suparmi, setelah mengikuti ujian sertifikasi ini, peserta tak langsung mendapatkan hasilnya. Sebab, lanjut dia, hasil dari ujian ini nantinya akan dikirim langsung ke London, Inggris sebagai federasi tertinggi dancesport dunia. "Paling cepat itu sebulan hasilnya baru disampaikan," imbuh Suparmi.
Nah, setelah nantinya hasil sudah keluar, harapan PP IODI para wasit serta juri bersertifikat ini langsung praktik pertama kali di event kejurnas pada September mendatang di Medan, Sumatera Utara.