Denpasar, Bali Tribune
Harga bahan bakar jenis Pertalite kembali turun sebesar Rp200 dari Rp7.300 menjadi Rp7.100 per liter mengikuti harga minyak dunia yang anjlok.
“Ini adalah kesempatan bagi masyarakat yang belum beranjak dari Premium ke Pertalite,” kata Area Manager Communication and Relation Pertamina Marketing Operation Regional V, Heppy Wulansari, Rabu (30/3). Dengan penurunan harga itu maka kini harga Pertalite hanya berbeda Rp50 dari harga Premium yang mencapai Rp7.050 per liter. Menurut dia, perbedaan harga Rp50 per liter, tentunya tidak terlalu terasa untuk mencoba sesuatu yang lebih baik. Pihaknya mengklaim dengan oktan 90, yang lebih tinggi dari Premium dengan oktan mencapai 88, Pertalite dinilai memberikan performa mesin kendaraan yang lebih maksimal. Penjualan Pertalite, lanjut dia, terus mengalami peningkatan, terlihat dari bertambahnya jumlah SPBU yang menjual Pertalite.
Hingga saat ini, dari total 1.153 SPBUdi wilayah Pertamina Wilayah V, sebanyak 545 SPBU sudah menyediakan produk Pertalite dan 1.049 SPBU yang telah menyediakan Pertamax. Selain Pertalite, penurunan harga juga terjadi pada BBM non-subsidi lainnya seperti Pertamax dan Pertamax Plus. Harga Pertamax di Jawa Timur dan Bali kini dibandrol Rp7.650 per liter, di Nusa Tenggara Barat menjadi Rp8.200 per liter dan di Nusa Tenggara Timur menjdai Rp9.000 per liter. Sedangkan Pertamax Plus di Jawa Timur dan Bali menjadi Rp8.550 per liter, di Nusa Tengga Barat menjadi Rp8.600 per liter dan Nusa Tenggara Timur menjadi Rp10.650 per liter.
Penurunan harga BBM non-subsidi memang sudah dilakukan beberapa kali oleh Pertamina semenjak harga minyak dunia anjlok dalam beberapa bulan terakhir. Harga BBM non-subsidi yang dijual Pertamina memang selalu mengikuti harga minyak dunia melalui penyesuaian sebanyak dua kali dalam sebulan. “Dengan harga yang semakin terjangkau, kami berharap semakin banyak masyarakat yang menggunakan Pertalite,” tambah Heppy.