Diposting : 22 November 2018 00:02
Arief Wibisono - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Universitas Dwijendra menggandeng KPw BI Bali, Senin (19/11) malam di Aula Universitas Dwijendra, Denpasar menggelar seminar yang bertajuk "Seminar Nasional Mengatasi Tekanan Mata Uang Dolar Terhadap Nilai Tukar Rupiah". Digelarnya seminar ini tidak lain bertujuan untuk mengenalkan kalangan mahasiswa Dwijendra persepsi yang benar soal tekanan dolar terhadap rupiah. Apa saja penyebabnya dan bagaimana langkah BI dalam mengatasinya. "Ini akan memberikan wawasan baru bagi mahasiswa tentunya," ungkap Wakil Rektor I Universitas Dwijendra, Dr. Ir. Putu Gede Ery Suardana, M.Erg mewakili Rektor yang berhalangan hadir. Seminar ini juga dihadiri Anggota Komisi XI DPR RI Tutik Kusuma Wadani, Ketua Kadin Buleleng, Dekan dan Mahasiswa Universitas Dwijendra.
Dalam kesempatan ini Suardana juga katakan kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan apresiasi mahasiswa terhadap seminar sejenis yang terkait dengan kegiatan akademik. "Output dari setiap kegiatan seminar mahasiswa bisa lebih memahami persoalan yang ada disamping juga menambah wawasan," katanya.
Selain itu yang terkait dengan wawasan Suardana mengharapkan BI mampu menghadirkan "BI Corner" di Universitas Dwijendra layaknya Universitas lain yang telah memiliki memiliki BI Corner. Dia beranggapan dengan hadirnya BI Corner tidak dipungkiri akan melengkapi referensi mahasiswa secara akademik. "Wawasan mahasiswa akan lebih luas lagi dengan mengenal apa itu bank sentral, ekonomi, moneter, investasi serta lainnya," sebut Surdana sembari menyatakan kehadiran BI Corner akan melengkapi perpustakaan Universitas yang telah dimiliki.
Deputi KPw BI Bali Azka Subhan di hadapan Mahasiswa Dwijendra menyebutkan informasi mengenai inflasi dan pelemahan nilai tukar rupiah kerap digoreng, untuk itulah ia mengharapkan generasi muda khususnya mahasiswa pintar-pintar menyaring supaya tidak tersesat pada informasi hoaks.
Dikatakan Azka tugas BI antaranya menjaga inflasi juga menjaga nilai tukar rupiah. Ia menjabarkan berbagai langkah langkah yang telah diambil BI termasuk mendorong peningkatan kinerja pertanian dalam menyokong sektor pariwisata.
Inflasi yang rendah dan stabil dinyatakan berkontribusi positif pada upaya penguatan momentum pemulihan ekonomi dan perbaikan kesejahteraan masyarakat serta berkontribusi positif dalam menjaga daya beli masyarakat, dan menjadi penopang bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Terkait dengan pelemahan rupiah Azka menyatakan masyarakat tidak perlu kuatir dengan pelemahan rupiah tersebut. Pasalnya, pelemahan mata uang ini tidak hanya dialami oleh Indonesia negara lain mengalami hal yang sama. Pelemahan rupiah tidak terlalu dalam kalau dibanding negara lain. "Dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya kita masih relatif terkendali," tukasnya sembari berujar pemerintah telah mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga nilai rupiah.
Menurutnya, sejumlah langkah telah diambil oleh bank sentral untuk meredam pelemahan rupiah. Salah satunya dengan kebijakan moneter, menaikkan suku bunga acuan serta melakukan intervensi pasar. "Diharapkan cara ini bisa memberikan dampak positif terhadap nilai tukar rupiah," ujarnya.
Menyikapi keinginan Universitas Dwijendra soal BI Corner , Azka menanggapinya dengan mengatakan bahwa apa yang menjadi usulan civitas akan ditampung. "Kita tampung dulu usulannya dan nanti kita kaji," katanya singkat.