Denpasar, Bali Tribune
Idul Fitri tahun ini, pihak Organda Bali memperhatikan kelaikan kendaraan penumpang yang digunakan untuk mengangkut pemudik kali ini. "Kelaikan kendaraan sangat jadi prioritas kita bersama karena Menteri Perhubungan juga telah mencanangkan zero accident sehingga kelaikan kendaraan menjadi syarat utama bagi pengusaha," ujar Ketua Organda Bali Eddy Dharma Putra saat dihubungi Minggu, (3/7).
Jika diperlukan, pihaknya mangklaim akan menggerakan 139 armada angkutan AKAP, Cadangan 12 kendaraan, AJAP 62 armada, AKDP 76 kendaraan. "Namun bila terjadi lonjakan yang signifikan, kita akan siapkan angkutan pariwisata untuk memback up," sebutnya.
Kata dia, karena mudik merupakan rutinitas tahunan, semua pengusaha telah mempersiapkan diri. Ia memprediksi kenaikan penumpang seperti tahun tahun sebelumnya hanya sekitar 5 persen. "Meski demikian kami pastikan kendaraan penumpang yang akan melayani mudik dan arus balik telah kami siapkan," tukasnya.
Untuk keamanan berkendara, pihaknya bekerja sama dengan pihak BNN untuk melakukan pengawasan kepada seluruh pengemudi agar tidak menggunakan Narkoba dalam berkendara. "Kita akan lakukan pengecekan tes urine, kesehatan untuk pengendara angkutan umum baik itu dari terminal, posko posko hingga tempat tujuan, maksudnya agar baik sopir atau penumpang selamat sampai tujuan tanpa ada hambatan," imbuhnya lagi.
Dia menghimbau para pemudik agar menggunakan angkutan umum yang telah disediakan, jangan menggunakan sepeda motor, pasalnya ini perjalanan jauh yang reikonya cukup besar bila terjadi kecelakaan. "Kita himbau bagi para pemudik, sebaiknya gunakanlah angkutan umum, karena ini perjalanan jauh, disamping itu selain lebih aman, juga meminimalkan kecelakaan dijalan, kalau hanya perjalanan pendek tidak masalah," imbau Eddy.
Terkait dengan tiket angkutan umum luar kota ia menyebutkan terdapat dua jenis yaitu, ekonomi dan non ekonomi. "Kalau tiket ekonomi itu harganya ditetapkan pemerintah, namun kalau non ekonomi ditetapkan oleh stakeholder itu sendiri, dalam hal ini perusahaan angkutan," tuturnya.
Kata dia, perbedaan harga tiket tergantung failitas yang ditawarkan. "Sifatnya optional untuk kendaraan yang digunakan dan ini mempengaruhi harga tiket. Misal, ada yang jumlah kursinya 28 atau 45 dan tentunya ini akan berpengaruh untuk tarif itu sendiri, sedangkan kendaraan yang di Bali lebih banyak yang non ekonomi," tutup Eddy.