Balitribune.com | Denpasar - Seiring dengan komitmennya di bidang pendidikan dan turut mendukung program pemerintah dalam upaya meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM), Yayasan Bali Wisnu Jaya meningkatkan status Akademi Kebidanan (Akbid) Bali Wisnu Dharma menjadi Sekolah Tinggi Kesehatan (Stikes) Bali Wisnu Dharma.
“Dengan peningkatan ini, ke depan kami bisa mendidik tenaga yang handal dalam kefarmasian, kebidanan, keperawatan, dan sebagainya yang berhubungan dengan kesehatan,” ujar Pimpinan Yayasan Bali Wisnu Jaya, I Made Sumertha, SH, didampingi Pimpinan Stikes Bali, Wisnu Dharma Iwan Tantrawan, SSi, MFarm, Apt, saat berbincang dengan Bali Tribune.
Hal ini disampaikan Made Sumertha setelah menerima Surat Keputusan (SK) Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI nomor: 656/KPT/I/2019 tentang Izin Perubahan Bentuk Akademi Kebidanan Bali Wisnu Dharma Menjadi Sekolah Tinggi Kesehatan Bali Wisnu Dharma yang Diselenggarakan oleh Yayasan Bali Wisnu Jaya pada 7 Agustus 2019 lalu.
Proses pengajuan izin tersebut dilakukan sejak Mei 2018. Iwan Tantrawan menambahkan, dengan perubahan status dari Akbid menjadi Stikes ini juga dibuka program studi baru untuk sarjana farmasi klinis dan komunitas. “Jadi, sifatnya lebih pendalaman dalam bidang ilmu klinis dan komunitas (kemasyarakatan),’ jelas Iwan Tantrawan, lebih lanjut.
Untuk diketahui, Stikes Bali Wisnu Dharma memiliki gedung perkuliahan berlantai tiga beralamat di Jalan Kebo Iwa 9, Mengwi, Kabupaten Badung. Dikatakan Iwan, saat ini, kebutuhan tenaga farmasi di Bali sangat tinggi. Sementara, sumber daya manusia yang tersedia sangat terbatas. Itulah salah satu alasan yayasan menambah program studi S1 Farmasi.
Sejak didirikan pada tahun 2011 silam, kampus yang memiliki bangunan seluas 1500 meter persegi ini telah meluluskan sekitar 450 tenaga handal di bidang kebidanan. “Kami memiliki enam dosen lulusanS2 dan kurikulum yang lengkap, sehingga kami siap membekali para mahasiswa baru dengan ilmu klinis dan komunitas,” kata Iwan, menutup pembicaraan. (*)