Jakarta, Bali Tribune
Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) menilai aksi percobaan kudeta oleh militer Turki yang terjadi Jumat malam (15/7) waktu setempat telah mencederai makna demokrasi di negara tersebut.
"ICMI mengajak elemen demokrasi yang beradab di mana saja untuk mengutuk keras percobaan kudeta oleh militer Turki terhadap pemerintahan yang sah," kata Ketua Umum ICMI, Jimly Asshiddiqie dalam siaran pers kepada media di Jakarta, kemarin.
Jimly juga mengajak semua pihak untuk mendoakan agar rakyat Turki menjadi kuat dalam menghadapi segala ancaman yang datang ke negeri mereka. "Kita doakan rakyat Turki kuat menghadapi segala ancaman dan pada saatnya dapat mengatasi kudeta dengan sebaik-baiknya," kata dia.
Jimly menuturkan, bercermin dari kasus kudeta militer di Turki dan beberapa kawasan Timur Tengah lainnya seperti Mesir, semakin memberi keyakinan kepada rakyat Indonesia jika negara ini bisa menjdi simbol negara demokrasi terbesar ketiga dan bangsa Muslim yang demokratis terbesar di dunia.
Menurut dia, selama ini sejarah mencatat bahwa di Indonesia peradaban demokrasi dapat tumbuh secara baik dalam suasana yang cenderung damai.
"Terbukti kan, hanya di dan dari Indonesia, peradaban demokrasi dapat tumbuh sehat dan alamiah sebagai sumber inspirasi bagi dunia, khususnya dunia Islam," ucap dia.
Sebelumnya dikabarkan telah terjadi percobaan kudeta terhadap pemerintah Republik Turki oleh pihak yang mengaku sebagai bagian militer di Turki.
Mereka mengambil alih kekuasaan dari Presiden Recep Tayyip Erdogan yang saat itu dikabarkan tengah berada di luar negeri dalam sebuah kunjungan kerja.
Namun, rakyat bersama militer Turki lainnya yang tak setuju dengan kudeta menolak aksi tersebut dan melakukan demonstrasi di jalan, sehingga aksi kudeta berhasil digagalkan.
Bersyukur Gagal
Sementara itu Partai Golkar bersyukur atas gagalnya upaya kudeta militer yang akan menggulingkan kepemimpinan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan beberapa hari lalu.
"Upaya kudeta militer di dalam sebuah negara demokrasi sesungguhnya sangat tidak dibenarkan. Ada cara yang lebih demokratis dan prosedural dalam kekuasaan negara dan pemerintahan," kata Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto di Jakarta, Minggu (17/7).
Menurut mantan Ketua DPR RI ini terlalu mahal harga yang harus dikorbankan bagi bangsa dan negara Turki jika kudeta militer itu terjadi.
"Turki di bawah Kepemimpinan Presiden Erdogan telah menjadi kekuatan ekonomi yang diperhitungkan di antara negara-negara di Eropa dan juga dunia," kata Setya Novanto yang pernah menerima kunjungan Presiden Erdogan ke Indonesia ini.
Selain itu, kata dia, demokrasi di Turki juga telah menunjukkan kompatibilitas Islam dengan nilai-nilai demokrasi dalam praktik bernegara.
"Partai Golkar mengecam dan mengutuk upaya-upaya inkonsitusional dalam perebutan kekuasaan di Turki dan juga di negara-negara lainnya," katanya.
Ia pun berharap agar Presiden Erdogan segera dapat menyelesaikan konflik politik di Turki dan pemulihan situasi politik kembali menjadi kondusif.
Ia juga meminta kepada WNI, baik yg sedang melancong, belajar dan bekerja di Turki, untuk menjauhi pusat-pusat keramaian agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan sebelum benar-benar kondisinya pulih seperti sedia kala.
"Kepada Kementerian Luar Negeri RI agar dapat pro-aktif melindungi WNI yang berada di sana," tuturnya.