Jakarta, Bali Tribune
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan terus memanaskan mesin partai menghadapi Pilkada serentak tahun 2017 dan 2018, salah satunya dengan menggelar halalbihalal dan FGD tentang pemenangan Pilkada 2017 dan 2018 menuju kemenangan Pileg dan Pilpres 2019.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDI-P Teras Narang, di Jakarta, Minggu (17/7), mengatakan PDIP di semua level dan tingkatan harus bisa mengindentifikasi hasil pilkada 2015 sebagai pelajaran untuk meraih kemenangan dalam pilkada serentak 2017.
"Sebagai parpol, kita harus bisa mempersiapkan diri agar peranan sebagai parpol sesuai dengan keinginan rakyat dan sesuai dengan konstitusi. Tak berhenti di situ, ketika kita sudah melalui proses dan sudah dipilih, maka kita adalah milik rakyat yang harus mampu menyejahterakan rakyat," ujarnya.
FGD yang digelar Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP sendiri dihadiri Sekjen DPP PDI-P Hasto Kristianto. Sedangkan narasumber yang hadir adalah mantan komisioner KPU Ramlan Surbakti, komisioner KPU Juri Ardiantoro, Ketua Fraksi PDIP di DPR Utut Adianto, dan dihadiri sejumlah kader PDI-P.
Teras Narang mengatakan tugas PDI-P sebagai parpol adalah mempersiapkan kader, perangkat, dan mesin perjuangan terutama yang ada di daerah.
PDI-P juga harus siap ketika akan terjadi Pemilu, Pilpres, Pileg, dan Pilkada Serentak tahun 2019 sebagai kodifikasi dari sistem pemilihan dan pengisian pejabat penyelenggara negara.
"Kita harus memperhatikan konstitusi kita. Saya dulu di komisi II DPR membidangi politik ini. Sejak reformasi ada 14 UU yang dilahirkan menyangkut pemilu, baik legislatif pilpres ataupun pilkada. Sekarang kita harus siap, bahwa tahun 2019 akan terjadi pemilihan secara serentak. Siap menang dan mengisi kemenangan itu dengan penuh tanggung jawab," ujarnya.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan semua kader PDI-P harus bisa membumikan bagaimana politik itu dijalankan dengan etika, berbudaya, dan sepenuhnya berpihak pada rakyat. Hal ini hanya bisa dijalankan jika partai bisa menyiapkan kader-kader terbaik untuk menjadi kepala daerah.
"Dalam rangka ini pula, kita membuka diri bagi kader terbaik dari berbagai kalangan. Misalnya Rano Karno dari kalangan seniman, juga ada ibu Rieke, Ibu Risma dan semua figur mumpuni dari berbagai kalangan bisa masuk dan diusung PDIP," jelasnya.
Hasto menambahkan tujuan PDIP menyiapkan kader terbaik memang untuk meraih kekuasaan politik, tapi lebih dari itu, tanggungjawab selanjutnya adalah bagaimana mengelola kewenangan itu sebesar besarnya untuk rakyat, kaum pinggiran dan kaum marhaenis.
"Artinya, yang penting bagaimana kita mengelola kekuasaan untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi masyarakat. Masalah kemiskinan, pengangguran, permukiman kumuh, dan masalah lainnya harus bisa terselesaikan melalui kader partai kita yang dipercaya rakyat," ujar Hasto.