Jakarta, Bali Tribune
Partai Golkar yakin mendapat jatah kursi menteri di Kabinet Kerja. Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto sudah mengirim nama-nama kader yang menurutnya bisa membantu Presiden Joko Widodo. Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Agung Laksono, menolak menyebutkan nama yang dikirim ke Presiden. “Ada yang senior dan junior. Semua yang dikirim adalah yang terbaik,” kata Agung di Kantor Media Group, Jalan Pilar Mas Utama, Kedoya, Jakarta Barat, Senin (18/7).
Agung mengatakan, Golkar berpeluang setidaknya mendapatkan dua kursi di kabinet. “Saya berharap Pak Jokowi bisa memilih satu atau dua di antara mereka,” ujar Agung. Agung menjelaskan, Golkar tidak mendesak Presiden agar dapat kursi menteri. Menurutnya, Golkar yakin Presiden memberikan kepercayaan tanpa diminta. “Saya yakin Pak Jokowi yang punya hak prerogatif akan memberikan tempat, mengakomodasi kader Golkar terbaik untuk masuk kabinet,” kata Agung.
Dia mengatakan, Presiden yang berinisiatif dan meminta nama-nama calon menteri kepada Golkar. “Yang merekrut dan punya hak beliau, kami tidak bisa proaktif,” tegas Agung. Golkar memutuskan mendukung pemerintah dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa di Bali, Mei lalu. Pada Pilpres 2014, partai ini mendukung calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Sekretaris Jenderal Golkar, Idrus Marham, menyampaikan, partainya mendukung pemerintah tanpa syarat atau tawar menawar. Menurut dia, dalam tiga atau empat kali pengurus Golkar bertemu Presiden tidak membicarakan jatah kursi menteri. Menurut dia, Golkar mendukung pemerintah murni karena ada kesamaan visi dan misi dalam membangun negara. “Kami tidak ada bicara kursi dan tawar menawar,” ujarnya. Idrus menegaskan, yang Golkar harapkan adalah perombakan kabinet bisa meningkatkan efektivitas dan produktivitas pemerintahan. “Kalau Presiden memandang Golkar perlu masuk, itu barokah perjuangan.”
Partai Amanat Nasional (PAN) juga memutuskan mendukung pemerintah. Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno, dalam program talk show Mata Najwa di Metro TV yang tayang Rabu 6 Januari, menyampaikan alasan PAN mendukung pemerintah agar ikut memfasilitasi pembangunan khususnya di bidang perekonomian. Menurut dia, membantu pemerintah tidak mesti duduk di kabinet. Dalam pertemuan partai pendukung pemerintah, PAN bisa menyampaikan ide-ide. Namun demikian, ia tidak bisa menegaskan PAN mau atau tidak bila kadernya diberi amanat menjadi menteri.
Partai NasDem yang mendukung pemerintah sejak awal tidak khawatir dengan isu reshuffle kabinet. Wakil Ketua Fraksi NasDem di DPR Johnny G Plate yakin Presiden objektif dalam menilai kinerja menteri. Awalnya, politikus NasDem yang duduk di kabinet ada tiga, yakni Menko Polhukam Tedjo Edi Purdijatno Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Ferry Mursyidan Baldan dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. Namun, Tedjo digantikan Luhut Panjaitan pada Agustus 2015. “Politikus NasDem itu memberikan komitmen yang kuat membantu Presiden dengan bekerja full time,” tegas Johnny.