Gianyar, Bali Tribune
Puluhan pedanda menggusung layon/jenazah Ida Pedanda Gede Made Gunung menuju tampat upacara pelebon (Taman Pebasmian Sri Wedari) di Jaba Griya Purnawati, Balahbatuh, Kamis (21/7). Rangkaian prosesi berjalan khidmat dan diselimuti mendung. Sejumlah pejabat hadir mengiringi prosesi pedanda kondang yang disucikan seluruh umat ini.
Berbeda dengan pelebon pada umumnya, prosesi terakhir untuk Pedanda Gunung tanpa bersaranakan lembu dan bade. Sementara Pebasmian untuk Ida Pedanda Gede Made Gunung ini, didesain dengan konsep tetamanan, yang disebut Taman Pebasmian Sri Wedari. Taman ini merupokan persembahan khusus dari putra almarhum.
Sementara itu, persiapan upacara palebon sudah dimulai dengan mapralina, pada Rabu malam sekitar pukul 23.30 Wita dilanjutkan dengan nganyarin tirta pangentas, di Griya Kemenuh Purnawati oleh Ida Pedanda Siwa Budha.
Kamis pagi sekitar pukul 06.00 Wita, dilaksanakan upacara mebumi suda, yakni ngukur genah. Upacara dirangkai pula dengan melaspas genah pebasmian. Memasuki pukul 12.30 Wita, upacara pun dimulai, jasad Ida Pedanda Gede Made Gunung diusung oleh putranya IB Purwita berserta 21 nanak Ida Pedanda, dari Griya menuju tempat pebasmian. Selanjutnya jasad Ida, diusung mengelilingi madya mandala Taman Pebasmian Sri Wedari sebanyak 3 kali, hingga akhirnya jasad Ida dinaikkan dari barat untuk diletakkan di pebasmian.
Sejumlah persiapan pun kembali dilakukan sebelum proses kremasi, seperti meletakkan 14 jenis kayu untuk proses pembakaran, termasuk juga persembahyangan terakhir untuk almarhum. “Kayu yang digunakan untuk membakar jasad Ida ada 14 jenis, seperti wangkal, wajegau, cenana, cempaka dan lainya,“ ucap IB Purwita.
Selama prosesi kremasi di Utama Mandala Taman Pebasmian Sri Wedari itu, dijaga ketat oleh para sisya dan nanak Ida Pedanda, supaya api yang membakar jenasah tidak merembet ke luar pebasmian. Selain itu satu armada pemadam dari BPBD Kota Denpasar juga dikerahkan untuk mengamankan situasi. “Niscaya hingga selesai prosesi ini berjalan dengan baik dan lancar,“ terang Putra almarhum, IB Made Purwita Suamem.
Sejumlah tokoh juga menghadiri upacara palebon kemarin, seperti mantan Bupati Badung, AA Gde Agung. Dalam kesempatan itu ia menyempaikan agar melalui upacara palebon ini almarhum memperoleh tempat yang damai.