balitribune.co.id | Denpasar – Bagi puluhan warga negara Maroko yang sedang dikarantina di salah satu hotel di Bali, Lebaran tahun ini dirayakan dengan suasana berbeda dari sebelumnya. Pasalnya, sekitar 60 orang WN Maroko yang saat ini tertahan di Bali sudah hampir 3 bulan karena di negaranya masih memberlakukan lockdown. Sehingga mereka belum bisa kembali pulang ke negaranya dan kini di tempatkan di hotel seputaran Kuta, Badung oleh Kedubes Maroko di Indonesia.
Warga Maroko merayakan Idul Fitri ditengah situasi pandemi Covid-19 yang dirayakan di dalam hotel dengan suasana yang sederhana. Bertepatan hari Idul Fitri, warga Maroko melakukan aktivitas keagamaan di dalam hotel yang diawali dengan sholat id, sarapan pagi dan mengikuti segala aturan serta kebiasaan yang baru untuk menghambat penyebaran virus global ini.
Abdul Kholig salah seorang warga Maroko, mengaku rindu dengan suasana Lebaran di negaranya. Ia berharap dapat segera kembali ke negaranya usai lockdown dibuka oleh pemerintah Maroko. "Kami merasakan Idul Fitri yang berbeda dari sebelumnya. Sekarang kami merayakan di hotel dengan sangat sederhana karena pandemi Covid-19," katanya Minggu (24/5).
Dia mengungkapkan, bertepatan dengan perayaan Idul Fitri puluhan warga Maroko lainnya tetap melaksanakan sholat id secara singkat tanpa diisi khotbah di dalam hotel. "usai sholat kami menunjukkan rasa syukur dan mengambil kesempatan bermaaf-maafan meski sebelumnya tak saling kenal. Namun kami menganggap semuanya adalah keluarga karena diisolasi dalam satu hotel yang sama di Bali," jelasnya.
Sementara itu pihak hotel tempat mereka menginap berusaha menyediakan tempat beribadah untuk sholat id. Budiman Tanto Widjaja, manajemen hotel menerangkan bahwa puluhan warga maroko ini diperkirakan masih akan tinggal cukup lama di Bali. Karena hingga saat ini pihak Kedutaan Besar Maroko belum memberikan kepastian terkait waktu kepulangan mereka ke negaranya.