Denpasar, Bali Tribune
Pesta rakyat yang berskala internasional (Sanur Village Festival/SVF) ke-11 tahun ini menyediakan fasilitas e-pay atau pembayaran dengan uang elektronik. Selain untuk mendukung program Bank Indonesia yaitu Gerakan Nasional Non Tunai (GNTT) juga memberikan kenyamanan dan memudahkan pengunjung saat melakukan transaksi jika tidak cukup banyak membawa uang tunai.
Menurut Ketua Umum SVF 2016, Ida Bagus Sidartha Putra (Gusde) dengan adanya fasilitas transaksi elektronik/non tunai di stan-stan kuliner pada ajang SVF ini tentunya akan memudahkan panitia dalam mengevaluasi jumlah transaksi selama event tersebut berlangsung.
"Manfaat transaksi elektronik ini supaya masyarakat maupun wisatawan merasa nyaman, aman, tidak perlu bawa uang terutama untuk anak-anak kecil ngajarin mereka supaya tidak membawa uang. Yang paling penting buat saya, untuk panitia SVF terekam semua. Kalau ibu pakai duit langsung kan kita tidak tahu transaksinya," jelasnya disela-sela temu media menjelang event SVF 2016 di Sanur, Denpasar, Senin (22/8).
Melalui uang elektronik, pihak penyelenggara event tahunan ini secara otomatis akan mengetahui berapa jumlah transaksi per harinya. "Kita tahu akhirnya kalau hari ini ada transaksi Rp100 juta atau Rp50 juta. Panitia bisa melakukan evaluasi untuk rencana SVF berikutnya," ujar Gusde yang juga Ketua PHRI Kota Denpasar.
Berdasarkan evaluasi SVF tahun 2015 lalu jumlah transaksi hampir mencapai Rp10 miliar. Dari nominal tersebut diungkapkannya sebanyak 60 persen yang menggunakan pembayaran non tunai. Gusde pun mengakui menemui beberapa kendala terkait transaksi non tunai ini.
"Tahun lalu 60 persen sudah pakai pembayaran elektronik. Kendala dan hambatan dari sistem wifi yang tidak kuat karena banyak yang menggunakan juga kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan uang elektronik. Disamping itu dari online system kita di Indonesia masih mencari bentuk yang kuat," paparnya.
Gusde menambahkan setiap tahunnya SVF ini dikunjungi oleh puluhan ribu wisatawan baik mancanegara maupun domestik dan masyarakat setempat.
"Pengunjung 50 persen mancanegara 50 persen lokal. Tapi memang masyarakat mancanegara sudah menyadari untuk menggunakan pembayaran elektronik. Harapan kami agar semua menggunakan e-pay. Kita harapkan ada peningkatan 5 persen transaksi. Tahun lalu sekitar 80 ribu pengunjung per event. Saat weekend ada 10 ribuĀ pengunjung di luar weekend 7 ribu orang," jelas Gusde yang juga Ketua BPPD Kota Denpasar.
SVF tahun ini yang berlangsung di area Maisonettee kawasan Inna Grand Bali Beach, Sanur pada 24-28 Agustus 2016 mendatang, Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyediakan sebanyak 58 mesin EDC di tenant-tenant kuliner untuk memberikan kemudahan transaksi non tunai kepada pengunjung.
Wakil Pemimpin PT BRI Kanwil Denpasar, Arif Wicaksono mengatakan selama event SVF 2016, apabila pengunjung melakukan pembayaran non tunai salah satunya dengan kartu Brizzi mendapatkan promo diskon senilai Rp5 ribu dengan mininal pembelanjaan Rp10 ribu.
"Kalau ada masalah dan tidak paham menggunakan pembayaran non tunai, kami sudah siapkan petugas dan konter-konter khusus dimana petugas siap membantu," katanya.
SVF tahun lalu disebutkan Arif, ada sekitar 10 ribu transaksi dengan uang elektronik senilai Rp500 juta. Menurutnya, angka ini termasuk kecil dibandingkan total transaksi event SVF yang mencapai hampir Rp10 miliar. "Karena orang masih cenderung pakai pembayaran tunai. Itu memang tantangannya bahkan Bank Indonesia pun mengakui sulit untuk mengajari masyarakat melakukan transaksi non tunai karena kebiasaan masyarakat yang biasa membawa uang cash," imbuhnya.