balitribune.co.id | Denpasar – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif semakin menggencarkan pergerakan pariwisata di Tanah Air termasuk Bali dan sejumlah destinasi lainnya pasca-pandemi Covid-19. Salah satunya adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandeh di Provinsi Sumatra Barat.
Berdasarkan pemaparan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno yang disiarkan di akun Kemenparekraf.ri, Senin (26/4), selain terkenal dengan jam gadangnya, Sumatra Barat juga memiliki potensi pariwisata di Kabupaten Pesisir Selatan. Kemenparekraf siap mendukung pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di wilayah itu. Diantaranya melalui program Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandeh.
Program ini telah diusulkan pemerintah daerah setempat sejak tahun 2017. Saat ini KEK seluas 420 hektare itu masih menunggu calon investor dari pihak swasta yang ingin berinvestasi. Menparekraf Sandiaga berencana menjadikan KEK Mandeh sebagai wisata yang tidak hanya fokus pada alam dan bahari, tapi juga budaya.
Kata dia, dalam menyukseskan program ini, dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya melalui pendekatan program kemitraan antara pemerintah dan dunia usaha. Hal ini dapat mengembangkan potensi pariwisata ekonomi kreatif KEK Mandeh. Sehingga banyak lapangan pekerjaan tercipta dan membangun kesejahteraan bagi masyarakat.
"Saya hadir di KEK Mandeh untuk membangkitkan semangat dan memotivasi. Ini terindah yang kita promosikan salah satu ikon pariwisata Sumatra Barat. Satu tahun lebih kita menghadapi pandemi. Tapi kita harus bersiap-siap karena di tren pariwisata baru pariwisata lokal akan menjadi pemenang," jelasnya.
Ia mengatakan, keindahan alam di Sumatra Barat terangkum lengkap di tanah Minangkabau. KEK Mandeh adalah Raja Ampatnya Sumatra Barat. "Menurut saya, kawasan 400 hektare ini betul-betul bisa kita jait kembali dan kita kemas sebagai The Paradise of The South," ucap Menteri Sandiaga.