balitribune.co.id | Mangupura - Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta bersama Ketua DPRD Badung Putu Parwata menghadiri Karya Ngenteg Linggih, Mapadudusan Agung, Menawa Ratna, Mapedanan, Mapeselang, medasar Tawur Balik Sumpah Utama di Pura Puseh Pipitan, Desa Adat Canggu, Minggu (31/10).
Dalam kesempatan tersebut Bupati melakukan persembahyangan bersama dan menandatangani prasasti pelaksanaan karya ngenteg linggih tersebut. Turut hadir Anggota DPRD Badung I Made Suryananda Pratama, Camat Kuta Utara Putu Eka Permana beserta Tripika Kecamatan Kuta Utara, Perbekel Canggu dan tokoh masyarakat setempat. Sebagai wujud bhakti, Bupati Giri Prasta secara pribadi medana punia sebesar Rp 20 juta.
Bupati Giri Prasta menyampaikan apresiasi dan berterima kasih atas semangat gotong-royong krama pengempon pura yang telah berhasil menggelar yadnya utama, di tengah-tengah mewabahnya pandemi Covid-19 saat ini.
"Kami Pemerintah dan Dewan Badung sangat salut kegotongroyongan krama pengempon Pura Puseh Pipitan sangat luar biasa sekali," tambah Bupati.
Lebih lanjut dijelaskan, bahwa Pemkab Badung ikut berperan dalam pembangunan Pura Puseh Pipitan tahun 2018, dengan memberikan bantuan hibah sebesar Rp 1,7 miliar.
"Semoga apa yang dilakukan oleh masyarakat khususnya di Desa Adat Canggu ini melaksanakan dharmaning leluhur, dharmaning agama dan dharmaning negara akan diberikan kerahayuan dan labda karya," imbuhnya.
Sementara Bendesa Adat Canggu sekaligus Prawartaka Karya I Wayan Suarsana mengatakan, Pura Puseh Pipitan kaempon oleh tiga banjar di Desa Canggu yakni krama Br. Pipitan, Br Kayu Tulang dan Br Uma Buluh dengan jumlah krama 250 KK. Karya ini terlaksana seiring rampungnya renovasi Pura Puseh Pipitan yang dilaksanakan tahun 2018 lalu. Rampungnya perbaikan pura tidak terlepas dari dukungan Bupati dan Pemkab Badung serta swadaya masyarakat.
"Kami atas nama krama pengempon pura menghaturkan terima kasih kepada Bapak Bupati dan DPRD Badung yang telah mendukung pembangunan pura termasuk yadnya yang kami laksanakan. Momentum karya ini terasa sangat bersejarah karena karya ngenteg linggih terakhir pada 52 tahun lalu dan sekarang baru bisa terlaksana kembali," tambahnya.
Mengenai dudonan karya telah dimulai sejak Agustus 2021 lalu, sedangkan puncak karya telah berlangsung pada buda umanis julungwangi, Rabu 27 Oktober 2021.
"Dari puncak karya, ida bhatara nyejer selama lima hari dan mesineb 1 Nopember. Dilanjutkan upacara tutug sengker solas rahina dan bulan pitung dina karya," imbuhnya.