balitribune.co.id | Amlapura - Setelah sempat terpuruk selama hampir dua tahun dan mengakibatkan puluhan peternak ayam petelur di Kabupaten Karangasem gulung tikar dan ada nyaris bangkrut, kini harga telur ayam yang dulunya anjlok mulai mengalami kenaikan harga yang cukup drastis.
Menyusul naiknya harga telur ayam ras ini, para peternak ayam petelur di Karangasem, salah satunya di sentra peternakan ayam petelur di Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, Karangasem, bisa bernafas lega, karena biaya operasional yang harus mereka keluarkan untuk membeli pakan ternak utamanya jagung dan obat-obatan mulai bisa sedikit tertutupi.
Kendati harga telur mulai mengalami kenaikan yang cukup signifikan, namun demikian biaya operasional yang mereka keluarkan juga cukup tinggi karena harga jagung dan obat-obatan juga terus mengalami kenaikan. Dimana harga jagung saat ini sudah mencapai Rp. 6500 perkilonya.
Ni Nyoman Sutrini, salah satu pemilik usaha peternakan ayam petelur di Desa Pesedahan, kepada Bali Tribune, Minggu (26/12) mengaku sekarang ini biaya operasional yang dikeluarkan mulai bisa tertutupi. “Kalau selama dua tahun belakangan ini kami harus berjuang ekstra keras agar usaha bisa tetap berjalan, meski harus norok setiap bulan hingga Rp. 6 Juta untuk membeli pakan ternak dan obat. Dan sekarang Astungkara harga telur ayam sudah mulai naik, dan mudah-mudahan tetap stabil seperti sekarang ini,” ungkapnya.
Dikatakannya, saat ini harga telur ditingkat peternak untuk ukuran standar sudah kembali normal diharga Rp, 45.000 per-tray isian 30 butir, dimana sebelumnya sempat anjlok hingga Rp. 30 ribu per-tray. Sedangkan untuk telur ayam ukuran kecil harga per-tray saat ini sebesar Rp. 37.000 dari harga sebelumnya saat anjlok sebesar Rp. 27.000 per-tray.
“Harga telur mulai mengalami kenaikkan sejak sekitar dua minggu lalu, tapi naikknya bertahap. Kami disini mengikuti harga pasaran di Pulau Jawa, nah kalau di jawa naik, harga telur disini pasti ikut naik,” sebutnya. Naiknya harga telur ini, juga membuat para peternak yang nyaris bangkrut mulai bergairah lagi, pun demikian dengan ratusan karyawan yang sempat dirumahkan juga mulai dipekerjakan lagi.
Dikatakan Sutrini, untuk permintaan telur ayam saat ini juga sedikit mulai ada peningkatan. “Selain melayani pasar lokal di Karangasem, kami juga mengirim pesanan ke Denpasar dan daerah lainnya di Bali,” ucapnya.
Hal senada juga dikatakan, drh. Nengah Rusnawan, pemilik usaha yang cukup besar di Desa Pesedahan. Diakuinya memang harga telur ayam mulai mengalami peningkatan yang cukup drastis sejak dua minggu terakhir ini. Menurutnya kenaikan harga telur ini karena batalnya pemberlakuan PPKM Darurat Level III jelang Natal dan Tahun Baru, sehingga aktifitas perekonomian tetap berjalan normal yang berdampak pada tingginya permintaan telur ayam, untuk keperluam perayaan Natal dan Tahun Baru.