APVA Bali Tingkatkan Solidaritas Menyongsong Era Digital di Masa Pandemi | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 November 2024
Diposting : 24 February 2022 18:32
YUE - Bali Tribune
Bali Tribune / Ayu Astuti Dama

balitribune.co.id | Mangupura – Dibukanya penerbangan internasional dari/ke Bali membawa harapan baru bagi pelaku usaha penukaran valuta asing di Pulau Dewata. Pasalnya, selama pandemi Covid-19 sebanyak ratusan kantor pedagang valuta asing tidak beroperasional karena minimnya turis asing di Bali. 

"Kalau bandara dibuka dan ada penerbangan dari luar negeri ke Bali maka akan berimbas pada ekonomi termasuk bagi pedagang valuta asing. Kita ada beberapa perusahaan buka, sudah ada perkembangan sedikit tapi belum maksimal," ucap Ketua APVA Bali, Ayu Astuti Dama saat Musyawarah Daerah ke-9 Asosiasi Pedagang Valuta Asing (APVA) Bali Tahun 2022 dengan tema Kita Tingkatkan Solidaritas Anggota APVA Guna Menyongsong Era Digital di Badung, Kamis (24/2). 

Sejak pandemi pada awal tahun 2020 lalu sebanyak 274 kantor kegiatan usaha penukaran valuta asing yang tutup dari sebanyak 600 kantor milik anggota APVA Bali. Sedangkan terkait kepesertaan, saat ini anggota APVA Bali sebanyak 92 anggota. Dimana sebelum pandemi jumlah member APVA Bali sebanyak 125 anggota. 

"Ada beberapa anggota kami melakukan penutupan tapi harapan kedepan akan lebih berkembang dan solid. Misal tidak hanya mengharapkan tamu yang datang ke Bali, kemungkinan usaha ditambah dengan ekspor atau impor. Kami harus berubah mengikuti apa yang menjadi tantangan agar bisa bertahan," katanya. 

Dikatakan Ayu Astuti, anggota APVA Bali yang sangat terdampak pandemi Covid-19 diminta untuk tidak berpangku tangan hanya menunggu kedatangan turis asing. Pelaku usaha penukaran valuta asing atau valas ini diminta bermitra dengan sektor usaha lainnya. "Kami bermitra dengan perusahaan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri. Anggota APVA harus berinovasi tidak seperti dulu dengan membuka kantor. Sekarang kita harus berdigitalisasi," ucapnya. 

Dikatakannya, sekarang ini APVA menuju 'go valuta' sehingga bisa membantu tamu-tamu asing yang kehabisan uang tunai untuk dapat menukarkan uang dengan menggunakan kartu kredit. "Go valuta ini baru dengan 5 perusahaan masih diuji coba," sebut Ayu Astuti.