balitribune.co.id | Bangli - Berbeda dengan perayaan HUT Kota Bangli sebelumnya, pada perayaaan HUT ke- 818 tahun ini ditampilkan karya instalsi barong. Karya seni berwujud punggalan (potong) wajah barong berdiameter 7x11 meter tersebut merupakan hasil garapan seniman asal Banjar adat/Kelurahan Kawan Bangli. Untuk membuat karya seni tersebut habiskan ribuan sayatan bambo.
Koordinator karya instalasi barong Nengah Sujena mengatakan, jika dirinya diminta untuk membuat dekorasi di alun-alun untuk memeriahkan HUT Bangli. Seniman lukis dan patung ini membuat konsep untuk membuat karya seni instalasi bambu berbentuk punggalan barong. "Dipilih barong, karena barong simbol dharma. Tentu harapan Bangli ke depannya bisa lebih baik," ujarnya, Rabu (4/5).
Lanjut Nengah Sujena, untuk membuat karya seni ini melibatkan 10 orang. Hampir seluruhnya merupakan anak-anak muda.
Proses pengerjaan sudah dimulai sejak dua pekan lalu. "Kami membuat karya dengan bambu juga karena Bangli merupakan penghasil bambu. Bambu menghasilkan berbagai produk," kata seniman asal banjar/Kelurahan Kawan ini
Punggalan barong yang dibuat dengan diameter tinggi 7 meter dan lebar 11 meter. Untuk menghasilkan karya ini dibutuhkan ratusan batang bambu. "Bambu yang dihabiskan sampai ratusan batang. Setelah disepih jumlah sampai 7.000-an sayatan bambu," jelas Nengah Sujena.
Sayatan bambu selanjutnya dianyam dan dibentuk menjadi punggalan barong. Sementara untuk anggaran yang dihabiskan jutaan rupiah. Disinggung terkait kendala, Nengah Sujena mengaku proses pembuatan dikejar waktu yang sangat singkat. "Waktu sangat mepet, kami pun sempat ada rasa ketakutan jika karya ini tidak bisa kelar tepat waktu," sebutnya.
Karya seni instalasi bambu ini mulai ditempatkan di alun-alun sejak Selasa (3/5) sore dan akan menghiasi hingga HUT Bangli berakhir. Selain karya instalasi bambu ini dibuatkan pula backdrop foto booth menggunakan ulatan dari janur.
”Untuk angkut punggalan barong dari bengkel tempat dikerjakan ke Alun-Alun Bangli gunakan mobil truck trailer milik Dinas PUPR Perkim,” jelasnya.
Nengah Sujena yang juga Kepala Lingkungan Kawan ini menyebutkan banyak anak muda Bangli yang memiliki potensi seni. Tentu perlu digali kreatifitas anak muda melalui kegiatan-kegiatan lainya.
Disisi lain, Ketua Seksi Dokumentasi dan Publikasi HUT Bangli, I Wayan Dirgayusa mengatakan karya seni bambu bentuk barong mewakili icon seni. Secara fungsional cocok untuk ornamen gerbang. Sedangkan filsafatnya barong itu lambang kebaikan, kalau secara harfiah barong bisa didekatkan dengan kata bareng-dekat atau barung kelompok yang bisa diartikan lambang persatuan. "Melalui semangat HUT Kota Bangli semoga masyarakat Bangli bersatu padu membangun Bangli,” harapnya.