balitribune.co.id | Singaraja - Menjelang keberangkatan jamaah haji Buleleng ke Tanah Suci Mekkah, Saudi Arabia, seluruh calon jamaah haji Buleleng menjalani pemeriksaan tes PCR atau polymerase chain reaction. Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Buleleng bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Buleleng melakukan tes PCR kepada 44 orang calon jamaah haji tersebut, Rabu (22/6).
Kepala Kemenag Buleleng I Made Subawa, SE.MPd. mengatakan, sebagai persiapan terakhir menjelang keberangkatan calon jamaah haji memang dilakukan tes PCR.Hasil tes PCR tersebut akan menjadi rujukan kondisi kesehatan bagi masing-masing calon haji saat memasuki embarkasi dan asrama haji di Surabaya-Jawa Timur, sebelum terbang menuju Mekkah. "Kita dibantu oleh Dinas Kesehatan Buleleng untuk pelaksanaan PCR sehingga calon haji lebih mudah mengikuti proses pemeriksaan kesehatan terakhir sebelum berangkat," kata Made Subawa didampingi Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag H. Imam Syafii S.Ag.
Menurut Subawa, seluruh jamaah haji yang terdaftar dalam list berangkat tahun ini bisa dipastikan berangkat semua mengingat tidak ditemukan kendala sebagai syarat terkait keberangkatan. Semua tahapan termasuk tes kesehatan menurut Subawa tidak ada masalah.Bahkan katanya,seluruh jamaah calon haji telah menjalani vaksin Covid-19 booster dan vaksin Miningitis. "Kendala krusial tidak ada kondisi kesehatan seluruh jamaah haji dalam keadaan baik.Dan jamaah haji yang berangkat kali ini adalah yang terdaftar berangkat ditahun 2020.Namun karena kuota dibatasi maka yang terdaftar juga diseleksi selain lunas ONH yang utama umur tidak boleh lebih dari 65 tahun," imbuhnya.
Rencananya, keberangkatan calon jamaah haji akan dilepas oleh Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra di halaman kantor Kemenag Buleleng, Kamis (23/6) pukul 05.30 pagi. "Insya allah Wabup Buleleng Nyoman Sutjidra yang akan melepas keberangkatan jamaah haji Buleleng," ujarnya.
Sementara itu terkait daftar tunggu haji di Buleleng, cukup panjang. Ada 1.300 orang yang tercatat pada daftar tunggu haji Buleleng. Dengan jumlah sebanyak itu memerlukan waktu hingga 27 tahun bagi jamaah haji untuk bisa berangkat. "Kalau sekarang daftar antrean Bali memakan waktu 27 tahun untuk bisa berangkat. Jamaah haji yang berangkat tahun ini tercatat mendaftar di tahun 2012.Daftar tunggu (waiting list) nya menjadi semakin panjang kerena antusiasme masyakat cukup tinggi untuk bisa berangkat ke tanah suci," ujarnya.
Dalam kondisi normal, kata Subawa, kuota haji Bali sebanyak 700 orang karena Covid maka kuota tersebut dipangkas lebih dari setengah. "Kuota haji Bali ada sebanyak 700 orang, nah yang mendaftar setiap tahun bisa dua kali lipat, kondisi itu yang membuat daftar tunggu haji makin lama," tandas Subawa.