balitribune.co.id | Denpasar - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun mengatakan, tema Sanur Village Festival (SVF atau Sanfest) 2023 yaitu Amrta Sagara sudah sesuai dengan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana, Menuju Bali Era Baru. "Dari sisi tema sudah sesuai dengan apa yang jadi komitmen Pemerintah Provinsi Bali dan sesuai apa yang kita harapkan dari pariwisata Bali berbasis budaya, berkualitas dan bermartabat ini pas juga," katanya di Denpasar beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, penyelenggara Sanfest ke-16 tahun 2023 mengungkapkan tema Amrta Sagara merujuk dari Kitab Adiparwa yang menyebutkan Sagara berarti laut dan Amrta berarti sumber kehidupan. SVF atau Sanfest tahun ini akan digelar 19-23 Juli 2023 di Pantai Matahari Terbit Sanur, Denpasar.
Tjok Bagus mengaku mendukung kegiatan festival budaya rakyat Sanur ini dengan turut mempromosikannya. "Di awal (penyelenggaraan Sanfest) memang saya ikut mendukung di Dinas Pariwisata dengan bantuan dana APBN sampai sekian kali, namun penyelenggaraannya semakin besar dan bisa mandiri," tuturnya.
Ia berharap, penyelenggara event/kegiatan festival lainnya dapat mencontoh Sanfest yang sudah mandiri dari sisi finansial, sehingga festival tersebut dapat terselenggara berkelanjutan. "Itu yang kita harapkan penyelenggara event-event yang lain supaya seperti Sanfest, sehingga pemerintah bisa membantu event-event lain yang baru berkembang dan memerlukan dukungan. Kalau Sanfest, sekarang kita membantu dari sisi promosi," ucap Tjok Bagus.
Ketua Yayasan Pembangunan Sanur (YPS) yang juga Ketua Panitia Sanfest 2023, Ida Bagus Gede Sidharta Putra mengatakan, sesuai tradisi, festival desa bertaraf internasional ini memilih tema yang diserap dari kondisi dan animo masyarakat terkini.
Tema tersebut mengajak masyarakat turut menjaga laut dan merupakan cara bersyukur atas anugerah dari laut.
Masyarakat dan pemerintah di seluruh dunia patut memberi perhatian khusus, karena lautan disatukan di seluruh dunia. Sampah yang dibuang entah di daratan mana, bisa saja sampai di Sanur, begitu sebaliknya. Karena sampah saat ini, didominasi berbahan plastik dan susah diurai. Sampah ini bisa merusak tempat biota laut bertelur dan berkembangbiak.
"Demikian pula kekeruhan air akan berdampak pada mutu air, karena air laut yang diuapkan matahari lalu menjadi mendung dan diturunkan dalam bentuk hujan, lalu diserap ke dalam tanah. Air itulah yang kemudian menjadi sumber air minum dan berguna pula bagi kelangsungan hidup tumbuhan dan binatang. Karena itu, dengan menjaga mutu air laut bisa menjamin air bersih buat semua, salah satunya dengan tidak membuang sampah dan limbah ke aliran sungai yang pasti akan menuju laut luas," tegasnya.
Ia menambahkan, menjaga Sagara adalah menjaga keseluruhan kehidupan di bumi ini. Karena itu lewat tema Amrta Sagara, Sanur Village Festival dalam berbagai program kegiatan, lewat aksi dan kesenian mengampanyekan pentingnya melestarikan laut secara berkesinambungan.