Ratusan Ekor Babi di Karangasem Mati Mendadak, Dinas Pertanian Karangasem Turunkan Medik Veteriner ke Lapangan | Bali Tribune
Bali Tribune, Rabu 04 Desember 2024
Diposting : 2 April 2024 10:57
AGS - Bali Tribune
Bali Tribune/ PETERNAKAN BABI - Nampak aktifitas di salah satu peternakan di Karangasem.

Balitribune.co.id | Amlapura - Dalam dua bulan terakhir ini ratusan ekor babi di Kabupaten Karangasem dilaporkan mati mendadak. Kasus babi mati mendadak tersebut tersebar di sejumlah kecamatan di Karangasem, utamanya di Kecamatan Manggis, Selat, Bebandem dan Kecamatan Kubu.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan, Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah, kepada Bali Tribune, Senin (1/4/2024), membenarkan terkait ratusan babi milik peternak di sejumlah kecamatan di Karangasem yang mati mendadak tersebut. “Benar sampai saat ini berdasarkan data yang diperoleh petugas kami di lapangan, ada sebanyak 112 eekor babi yang mati, itu tersebar di seluruh kecamatan di Karangasem,” sebutnya.

Terkait hal ini, pihaknya telah mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi bertambahnya jumlah kasus babi yang mati mendadak tersebut. diantaranya dengan menggencarkan pemantauan ke sentra-sentra peternakan babi yang ada di Karagasem, untuk sterilisasi kandang dengan penyemprotan cairan disinfektan dan edukasi bagi peternak.

Berdasarkan dari gejalanya memang dugaan sementara mengarah pada paparan Virus ASF, namun demikian pihaknya telah mengambil sample babi yang mati tersebut untuk diperiksakan lebih lanjut di Lab Veteriner Denpasar guna mengetahui penyebab pasti matinya ternak babi milik warga tersebut.

Dikatakannya, jika dibandingkan dengan jumlah populasi ternak babi yang ada di Kabuoaten Karangasem dengan jumlah total populasi 82.445 ekor, memang jumlah kasus babi yang mati tersebut relatif sangat kecil. Kendati demikian pihaknya tidak mau kecolongan hingga jumlah kasus babi yang mati kian bertambah. “Berbagai upaya akan dan telah kami lakukan, agar jangan sampai kasus babi mati ini terus bertambah. Kita berikan edukasi ke peternak tentang bagaimana memelihara babi, merawat hingga menjaga pakan dan sterilisasi kandang,” bebernya.

Saat ini ada kemungkinan terpaparnya babi milik warga hingga mati tersebut terjadi akibat mobilitas babi dari luar Karangasem cukup tinggi utamanya saat Hari Raya Galungan beberapa waktu lalu.