balitribune.co.id | Denpasar - Kemacetan lalu-lintas yang kerap terjadi di beberapa titik kegiatan kepariwisataan di Bali pada setiap momen libur nasional maupun keagamaan, menjadi salah satu faktor calon wisatawan tidak memilih Bali sebagai destinasi untuk menghabiskan libur Lebaran tahun ini. Pasalnya, kondisi lalu-lintas yang tidak lancar dapat menghambat wisatawan menuju ke sejumlah tempat-tempat wisata di Bali terutama wilayah Bali Selatan. Seperti yang terjadi saat momen libur Lebaran tahun 2023 lalu, terjadi kemacetan parah di kawasan sentral pariwisata di Bali Selatan.
Hal tersebut membuat wisatawan domestik trauma berlibur di Bali saat momen libur Lebaran Tahun 2024 ini. "Kemacetan yang membuat wisatawan domestik trauma datang ke Bali saat libur Lebaran tahun ini. Makanya pada libur Lebaran tahun ini kondisi lalu-lintas di Bali tidak sepadat saat libur Lebaran tahun lalu," ucap Ketua DPD Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali, Putu Winastra di Denpasar beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, periode libur Lebaran tahun ini wisatawan domestik yang berkunjung ke Bali tidak seramai sebelumnya. Sepinya pemesanan paket tur dinilai karena kemacetan di Bali, selain itu ditengarai banyaknya bermunculan destinasi baru. Sehingga wisatawan domestik enggan berlibur di Bali dan memilih ke destinasi wisata yang baru. "Pariwisata Bali harus berbenah karena banyak destinasi baru, jangan berada di zona nyaman. Mari berbenah," katanya.
Ia mengaku secara langsung melihat kondisi lalu-lintas yang rawan macet saat libur Lebaran sebelumnya. Dimana pada tahun ini lalu-lintas menuju kawasan wisata tidak begitu padat seperti Lebaran tahun 2023 lalu. "Saya melihat kondisi lalu-lintas saat libur Lebaran tahun ini tidak sepadat sebelumnya. Padahal Lebaran tahun 2023 lalu liburnya cukup pendek, libur Lebaran tahun ini lebih lama," ucap Winastra.
Menyikapi hal tersebut, pihaknya mendorong pemerintah daerah tidak berada dalam zona nyaman dan segera membenahi infrastruktur agar pariwisata Bali kedepan tidak ditinggalkan wisatawan.
Salah satu pelaku usaha biro perjalanan wisata di Bali, I Nyoman Subrata mengakui permintaan paket tur berwisata di Bali dari turis domestik pada libur Lebaran kali ini tidak sebanyak tahun lalu. Namun pihaknya enggan menyebutkan berapa persen penurunan permintaan paket wisata di Bali pada momen libur keagamaan tahun ini. "Saya mengalami sendiri, permintaan tur ke Bali tidak sebanyak Lebaran tahun lalu," ungkapnya.
Berdasarkan data dari Asita Bali, saat ini sebanyak 153 biro perjalanan wisata (BPW) yang ada di Bali masih tutup karena imbas pandemi Covid-19. Hingga sekarang ini kondisi pariwisata Bali belum pulih sepenuhnya, sehingga ratusan BPW tersebut tidak beroperasional.