Pariwisata Bali Hadapi Berbagai Tantangan Terkait Kesehatan Mental | Bali Tribune
Diposting : 13 May 2024 18:28
YUE - Bali Tribune
Bali Tribune / sejumlah wisatawan mengunjungi salah satu tempat wisata di Bali

balitribune.co.id | Denpasar - Sebagai pusat pariwisata dunia, Bali tidak dapat terlepas dari berbagai tantangan terkait kesehatan mental, seperti kasus bunuh diri dan masalah kecanduan.

"Kita semua menyadari bahwa pariwisata memberikan dampak, baik positif maupun negatif. Di satu sisi, pariwisata telah memberikan banyak manfaat bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Bali. Namun, di sisi lain, terdapat permasalahan yang harus kita hadapi bersama, terutama dalam bidang kesehatan mental," jelas Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Cabang Denpasar Bali, dr. I Gusti Rai Putra Wiguna di Denpasar beberapa waktu lalu. 

Ia menjelaskan, 2023 menjadi tahun dengan kasus bunuh diri terbanyak selama dekade terakhir dengan 148 kasus dan sebagian adalah warga negara asing yang tinggal dan berlibur di Bali. Sebagian besar lainnya adalah warga Bali sendiri. Selain itu, masalah kecanduan, baik narkoba maupun alkohol, juga menjadi permasalahan yang semakin mengkhawatirkan di kalangan pekerja pariwisata dan masyarakat sekitar.

"Melihat realitas ini, kita semua merasa prihatin. Sebagai profesional kesehatan mental, kita memiliki tanggung jawab besar untuk turut serta dalam upaya mengatasi permasalahan ini. Kami pun mencari solusi konkret bagi permasalahan yang kita hadapi," katanya.

Ia mengatakan, kerja sama lintas sektor sangat diperlukan dalam upaya mengatasi permasalahan ini. Pemerintah, industri pariwisata, asosiasi profesi, dan masyarakat harus bersinergi untuk membangun ekosistem yang mendukung kesehatan mental di lingkungan pariwisata.

Selain itu, peningkatan kapasitas dan kemampuan tenaga profesional kesehatan mental juga menjadi kunci penting. "Kami berharap dapat memperkaya wawasan dan kemampuan praktis para psikiater, psikolog, dan tenaga kesehatan mental lainnya dalam menangani isu-isu terkait pariwisata, bunuh diri, dan kecanduan," ujar dr. Rai.

Menurutnya, edukasi dan kampanye publik juga perlu digalakkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mental. Stigma dan kesalahpahaman terkait masalah kesehatan mental harus dihilangkan agar masyarakat dapat terbuka untuk mencari dan menerima bantuan profesional. "Penting bagi kita untuk bersama-sama merumuskan langkah strategis dalam mengatasi permasalahan terkait pariwisata, bunuh diri, dan kecanduan di Bali. Melalui diskusi, berbagi pengalaman, dan kolaborasi, kita akan mampu mengembangkan solusi yang komprehensif dan terukur," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, dengan kerja keras, komitmen, dan sinergitas yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan, akan dapat mewujudkan Bali yang tidak hanya unggul dalam pariwisata, tetapi juga terjamin kesehatan mental masyarakatnya.  "Semoga dapat memberikan kontribusi positif bagi upaya perbaikan kesehatan mental di Bali," harapnya.