BALI TRIBUNE - Meski telah menetapkan Subagyo--sopir Isuzu Elf nomor polisi S 7485 N sebagai tersangka kasus tabrakan maut dengan truk tronton DK 9455 WL yang menewaskan delapan orang, namun Polres Jembrana akan mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) terhadap kasus itu, lantaran tersangka Subagyo juga sebagai korban tewas.
Seperti diberitakan, tabrakan maut terjadi sekitar pukul 21.00 Wita, Sabtu malam lalu di KM 121-122 ruas Jalan Nasional Denpasar-Gilimanuk kawasan hutan lindung Lingkungan Penginuman, Keluarhan Gilimanuk.
Saat itu Isuzu S 7485 S yang dikemudikan Subagyo berpenumpang belasan orang itu meluncur kencang dari arah Denpasar dengan tujuan Gilimanuk. Sesampai di TKP, Subagyo tidak bisa mengendalikan kendaraannya, dan masuk ke jalur di mana truk tronton bermuatan semen DK 9455 WL sedang melaju. Tabrakan pun tak terhindarkan. Selain menewaskan delapan penumpang, lima penumpang lainnya menderita luka ringan hingga berat.
Kapolres Jembrana Ajun Komisaris Besar Prianto Priyo Hutomo dikonfirmasi Senin (19/6) mengatakan, atas kejadian tersebut pihaknya telah memeriksa dua orang saksi dari penumpang travel naas itu yakni Sidik dan Taufik, yang mengalami luka ringan.
Dari hasil pemeriksaan, polisi telah membuat BAP. Ia mengungkapkan, berdasarkan BAP kedua saksi itu serta dari hasil olah TKP yang telah dilakukan, penyidik Unit Laka Polres Jembrana kini telah menetapkan terduga tersangka yakni sopir travel Subagyo kendati yang bersangkutan juga meninggal dunia dalam musibah tersebut.
Selajutnya pihaknya akan melaksanakan gelar perkara serta nantinya kasus laka lantas maut tersebut akan di-SP3 (penghentian perkara) karena tersangaka telah meninggal dunia saat kejadian.
Kapolres AKBP Prianto mengungkapkan, penyebab kecelakaan maut tersebut adalah out of control (OC). Dari hasil keterangan penumpang sebagai saksi yang telah diperiksa Penyidik Unit Laka Polres Jembrana, kemungkinan saat melakukan perjalanan dan mengemudikan kendaraan dari daerah Peti Tenget, Badung, sopir travel kondisi badannya sedang dalam kaadaan tidak fit. Kendati ada sopir cadangan, namun pelaku yang juga sebagai korban tetap memaksakan diri mengemudikan kendaraaannya sehingga mengantuk.
“Dari hasil olah TKP diketahui posisi ban saat kejadian langsung berbelok hingga 45 derajat sehingga menyebabkan kendaraan yang mengangkut 11 orang di dalamnya terpelanting dan terguling dan berakhir dengan kecelakaan tragis tersebut,” ujar AKBP Prianto.
Sementara tiga warga asal Kecamatan Pati, Jember yang menjadi korban luka-luka dan dirawat di Sal D UPTD RSU Negara yakni Joko Liswanto asal Dusun Kerajan Desa Kemiri, Abu Amin asal Dusun Gaplek Desa Payung dan Muhamad Ridwan asal Dusun Krajan, Desa Krajan akhirnya oleh pihak keluarga diminta untuk dirujuk untuk dirawat di Jember dengan alasan agar dekat dengan rumahnya terlebih menjelang hari raya Idul Fitri.
Sariyanti (50) ibu dari korban Joko Liswanto saat ditemui Senin pagi di Sal D RSU Negara mengatakan, kondisi ketiga korban sudah semakin membaik dan pihak keluarga korban meminta dirujuk ke daerah asal sehingga mempermudah pihak keluarga membesuk.
Kabid Pelayanan Medis dan Penjaminan Mutu UPTD RSU Negara, dr. I Gede Ambara Putra membenarkan dari lima pasien korban selamat kecelakaan yang diterima Sabtu tengah malam ada tiga orang yang masih menjalani rawat jalan sampai Senin (19/6) dan setelah diobservasi selama dua hari kondisinya sudah semakin membaik.
Namun karena pihak keluarga meminta pasien dibawa ke daerah asal, maka pihaknya dengan persetujuan keluarga dan hasil koordinasi dengan rumah sakit tujuan rujukan, Senin siang merujuk tiga pasien itu ke RSU Dokter Subandi Jember dengan menggunakan tiga ambulans didampingi perawat ruangan.