balitribune.co.id | Gianyar - Memperingatan Hari Konservasi Alam Nasional 2024 DPC PDI-Perjuangan Kabupaten Gianyar melakukan gerakan operasi bersih sampah plastik, dengan menyisir bibir di Pantai Saba, Kecamatan Blahbatuh, Minggu (11/8) pagi.
Sekretaris DPC PDI Perjuangan Gianyar I Ketut Sudarsana yang memimpin aksi mengatakan, merawat lingkungan merupakan program rutin partai dalam merawat bumi sebagai sumber kehidupan. Tidak hanya dilakukan di pantai sebelumnya juga melakukannya di sungai. Kegiatan ini diberitahukan kepada 31 komunitas penggiat lingkungan di Gianyar. Namun hanya 9 komunitas yang menghadiri. "Mungkin ada giat di tempat lain. Yang hadir hari ini 9 komunitas juga hadir petugas kebersihan DLH Gianyar. Mudah-mudahan ini menjadi contoh," harapnya.
Ke depan agar sampah pantai di Gianyar bisa terkelola dengan baik, Sudarsana mengatakan dibutuhkan dukungan dari semua pihak. "Pantai di Gianyar kondisinya bagus. Namun sayang banyak sampah. Semoga kedepannya gugah kesadaran masyarakat karena sadar atau tidak kita di Gianyar bergantung pada pariwisata, satu daya tarik pantai sungai dan laut, " imbuhnya.
Menyinggung kebijakan jadwal pemilahan sampah yang belum optinal, diakui pemilahan sampah terjadwal di Gianyar telah terbukti mengurangi pengiriman sampah masuk TPA Temesi. Namun, ternyata kondisi di lapangan justru keberadaan TPS liar semakin menjamur. Tumpukan sampah tercampur dengan sangat mudah bisa ditemukan di pinggir jembatan, pinggir jalan, pinggir sungai, pojok trotoar di kawasan Gianyar. Hal ini tak dipungkiri oleh saat ditemui di sela.
"Setelah kebijakan pemilahan sampah, jelas sampah berkurang ke TPA Temesi. Diacungi jempol oleh teman kita di luar Gianyar. Tapi kondisi ini belum membuat kami lega. Berkurang di TPA, tapi TPS liar yang banyak dan itu faktanya. Keluhan dimana-mana," ungkapnya.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa justru di pusat Kota Gianyar belum sepenuhnya bisa memilah sampah. "Kita kan sebenarnya sudah mengkaji, khusus untuk perkotaan usulkan pada DLH untuk sementara waktu, khususnya di perkotaan agar dibijaksanai," terangnya.
DLH diminta untuk melakukan evaluasi dan mengecek kembali desa/kelurahan mana yang sudah siap dan mana yang belum siap. Termasuk memberi atensi pada desa/kelurahan mana yang sama sekali tidak bisa memilah. Salah satu hasil kajian untuk mengatasi masalah sampah di Gianyar yakni pembuatan teba modern di masing-masing rumah penduduknya. "Kita coba juga susun sisipkan usulkan ke DLH untuk program gebyar teba modern. Minimal sampah organik bisa selesai di rumah tangga. Setelah itu harapan kita yang keluar cuma sampah plastik ke bank sampah dan hanya residu ke TPA," ujarnya.
Pihaknya meminta DLH Gianyar berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa untuk menyelesaikan masalah sampah di Gianyar. "Langkah kecil tapi manfaatnya luar biasa. Nanti secara seragam, Dana Bagi Hasil Pajak ke desa serentak diplot untuk pembuatan teba modern," jelasnya.
Gebyar teba modern ini perlu dilakukan karena menurut Tut Sana, masyarakat saat ini belum sepenuhnya tergugah menyisihkan dana membuat teba modern sendiri. "Masyarakat masih sulit menyisihkan dana membuat ini. Maka nanti akan ada surat edaran, dari BHP itu dibuat teba modern di masing-masing rumah," jelasnya.