balitribune.co.id | Gianyar - Target pendapatan dirancang Rp 70 miliar dari retribusi pada destinasi wisata yang dikelola Dinas Pariwisata Gianyar dipastikan terpenuhi. Dari delapan destinasi wisata, Pura Tirta Empul dan Goa Gajah tetap menjadi andalan, lantaran menjadi objek wisata terfavorit.
Dari data yang diterima, Rabu (13/11), hingga pertengahan November 2024, realisasi pendapatan dari retribusi pada destinasi wisata yang dikelola Dinas Pariwisata Gianyar sudah mencapai Rp65,69 miliar lebih atau 93,8%. Sedangkan target pendapatan dirancang Rp 70 miliar.
"Dari delapan destinasi yang dikelola, ada beberapa yang sudah melampaui target," ungkap Kadispar Gianyar Wayan Gede Sedana Putra.
Beberapa objek yang melampui target di antaranya, obyek wisata Goa Gajah yang ditargetkan Rp 50 juta saat ini capaiannya lebih dari Rp 69 juta atau realisasinya 139%. Sedangkan realisasi terendah adalah GK Sebatu yang dirancang pemasukan Rp3 miliar saat ini baru mencapai Rp 2,4 miliar.
"Sampai akhir tahun ini kami optimis realisasi melebihi target. Jelang akhir tahun kunjungan wisatawan asing dan wisdom diperkirakan meningkat," jelas Sedana Putra.
Dikatakan Sedana Putra, target terbesar bertumpu pada tiga objek, Tirta Empul, Goa Gajah dan GK Tampaksiring. Dimana untuk Goa Gajah dipasang target Rp12 miliar, realisasi sudah mencapai Rp10,5 miliar. Sedangkan untuk Gunung Kawi Tampaksiring dengan target Rp6,5 miliar realisasi sudah mencapai Rp5,1 miliar.
Dikatakan Sedana Arta, realisasi tahun ini sudah mengarah ke positif, dibanding tahun sebelumnya dimana di akhir tahun capaiannya di 90%.
Pendapatan retribusi terbesar lain yang tidak dikelola Dinas Pariwisata berasal dari Taman Safari, Bali Zoo. Sedangkan selain retribusi pendapatan masuk ke dalam pajak hotel dan retribusi parkir yang dikelola Dinas Perhubungan.
Disebutkan, secara umum realisasi pendapatan baik yang dikelola Dinas Pariwisata dan yang dikelola swasta atau dari desa wisata rata-rata sesuai target. Ke depannya akan dilakukan pengembangan dengan menggelar berbagai event di kawasan destinasi wisata. Di sisi lain branding destinasi wisata juga di update, menyesuaikan perkembangan jaman.