BALI TRIBUNE - Meskipun pada periode puasa dan Idul Fitri, namun pada bulan Juni 2017 Provinsi Bali mengalami deflasi sebesar -0,12 persen ( mtm) atau sebesar 4,02 persen (yoy). Pencapaian ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan Nasional yang secara bulanan maupun tahunan mengalami inflasi.
Hal itu diungkapkan Kepala KPw BI Bali, Causa Iman Karana dalam keterangan persnya di Denpasar, Jum’at (7/7) kemarin. “Hal ini menyebabkan Bali menjadi satu satunya provinsi di Indonesia yang mengalami deflasi pada Juni 2017,” ujarnya. Dari 82 di seluruh Indonesia yang dihitung tingkat inflasinya, secara spesial hanya terdapat tiga kota yang mengalami deflasi pada Juni 2017, dan dua kota ada ada di Bali yaitu, Singaraja dan Denpasar.
“Masing masing kota seperti Singaraja mencatat deflasi -0.64 persen (mtm), dan Denpasar tercata deflasinya -0,01 persen (mtm). Jadi dengan demikian kedua kota di Bali yang menjadi sampel penghitungan inflasi tercatat mengalami deflasi,” ujar Causa sumringah. Disebutkan, deflasi yang terjadi di bulan Juni lebih disebabkan oleh turunnya harga komoditas pangan seperti, bawang putih cabai rawit, cabai merah, daging ayam ras.
“Terjaganya sistem distribusi serta ketersediaan pasokan rupanya jadi kunci dari adanya deflasi di dua kota tersebut atau Bali khususnya,” imbuhnya. Selain komoditas pangan, lebih lanjut Causa menyebutkan tarif angkutan udara di Provinsi Bali pada periode Idul Fitri 2017 yang jatuh di bulan Juni lalu juga mengalami deflasi, yaitu sebesar -1,23 persen (mtm).
“Untuk diketahui pada periode Idul Fitri tiga tahun terakhir tarif angkutan udara selalu tercatat kedalam lima komoditas penyumbang inflasi tertinggi di provinsi Bali,” tutur Causa sembari memaparkan data rinci soal tarif angkutan udara periode 2014 hingga 2017. Inflasi angkutan udara di Provinsi Bali pada tahun 2014 sebesar 1,82 persen, 2015 sebesar 32,93 persen, 2016 sebesar 19,36 persen, dan 2017 sebesar -1,23 persen.
Adapun secara umum inflasi di beberapa Kabupaten/Kota pada Juni 2017 tercatat, Denpasar -0.01 persen (mtm), 2,01 persen (ytd), 4,05 persen (yoy). Singaraja -0,64 persen (mtm), 1,00 persen (ytd), 3,90 persen (yoy). Bali 0,12 persen (mtm), 1,82 persen (ytd), 4,02 persen (yoy). Sedangkan nasional, 0,69 persen (mtm), 2,38 persen (ytd), dan 4,37 persen (yoy).