BALI TRIBUNE - Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose dibuat geram dengan aksi kejahatan jalanan (street crime). Terlebih kasus penganiayaan yang menewaskan anggota TNI AD Prada Yanuar Setiawan (20). Jenderal bintang dua ini menegaskan tidak akan mentolerir segala bentuk kejahatan jalanan seperti geng motor dan jambret.
“Semester pertama, saya fokus ke transnasional crime termasuk narkotika dan premanisme. Sekarang saya cenderung kepada masalah street crime,” tegasnya seusai upacara HUT Bhayangkara ke-71 di lapangan Renon, Senin (10/7).
Sederet aksi geng motor yang selama ini dilakoni kalangan remaja, dinilai sudah sangat meresahkan masyarakat. Karenanya, Irjen Golose akan melakukan tindakan tegas terhadap para pelaku. Disinggung soal salah seorang pelaku pembunuhan anggota TNI Prada Yanuar Setiawan merupakan anak pejabat (anggota DPRD Bali), nada bicara jenderal bintang dua ini langsung meninggi. “Gak ada istilah pejabat kalau menjadi pelaku. Pejabat saja ditangkap apalagi anaknya. Jadi, tidak ada perlakuan khusus,” ujar lulusan Akpol 1988 ini.
Terkait penanganan street crime, Kapolda Bali membentuk pasukan khusus yang diambil dari anggota Shabara. “Saya pilih anggota yang memiliki postur tubuh tinggi di atas 170 cm dan bodinya agak besar. Sekarang ini mereka masih berlatih dan dalam waktu dekat sudah siap diterjunkan. Fokusnya nanti pada tempat-tempat keramaian yang banyak ada turis dan terminal,” ujarnya.
Permohonan Maaf
Secara terpisah, orangtua tersangka DKDA yang juga anggota DPRD Bali Dewa Nyoman Rai mengaku masih shock terhadap peristiwa berdarah yang dilakukan anaknya itu.
“Saya masih shock berat dari kemarin. Saya baru ke luar dari rumah sakit, dan saya belum bisa menerima kenyataan kalau anak saya seperti ini,” kata Sekretaris Komisi I DPRD Provinsi Bali ini, kepada wartawan di Denpasar, Senin (10/7).
Meski masih shock, namun Dewa Rai mengaku, sebagai orangtua dan anggota DPRD Provinsi Bali, dirinya harus bertanggung jawab atas apa yang dilakukan oleh anaknya. Ia menyatakan duka mendalam, dan menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa ini.
“Dari hati yang terdalam, sebagai orang tua, saya menyampaikan belasungkawa sekaligus permohonan maaf yang sebesar - besarnya kepada keluarga almarhum. Sekali lagi, saya sangat shock,” tutur Dewa Rai.
Selain meminta maaf kepada keluarga korban, ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada pimpinan dan anggota TNI secara kelembagaan, dari pusat sampai ke daerah. Dewa Rai berharap, peristiwa ini tidak sampai mengganggu hubungan baiknya dengan lembaga TNI, baik secara pribadi maupun selaku anggota dewan.
“Saya meminta maaf kepada lembaga TNI, dari pusat sampai daerah, dari Panglima, Pangdam, Dandim, Danrem, dan semuanya terkait kejadian ini. Semoga kejadian ini tidak sampai mengganggu hubungan baik yang terjalin selama ini,” ungkapnya.
Ia menambahkan, dirinya bersama keluarga masih sangat sedih dengan peristiwa ini. “Semoga kami dimaafkan, baik oleh keluarga almarhum maupun oleh lembaga TNI,” kata Dewa Rai.
Khusus mengenai anaknya yang menjadi pelaku pembunuhan, Dewa Rai menyerahkan sepenuhnya pada proses hukum yang berlaku. Ia mendorong kasus ini diproses sebagaimana mestinya.
“Proses hukum kami tetap dorong untuk diselesaikan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagi saya, ini juga pelajaran bagi anak kami untuk masa depannya sendiri,” pungkas Dewa Rai.