BALI TRIBUNE - Ubud Village Jazz Festival kembali digelar, even tahunan ini akan digelar mulai 11-12 Agustus 2017 di ARMA Museum, Ubud, Gianyar, Bali. Memasuki tahun ke lima ini, acara kali ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata.
Melalui Pesona Indonesia, keluarga Kerajaan Ubud dan masyarakat lokal Ubud, festival ini diklaim sebagai salah satu jazz festival terbaik di wilayah Asia Tenggara dan menjadi salah satu atraksi baru dari agenda pariwisata Bali yang wajib ditonton. "Kami mencoba untuk menampilkan musik jazz dengan cara yang berbeda," kata Co-Founder Ubud Village Jazz Festival 2017, Yuri Mahatma, Kamis (3/8).
Selain menampilkan musisi-musisi jazz kelas nasional dan internasional, even ini juga memanjakan penonton dengan desain lay out yang canggih yang dirancang oleh arsitek andal namun tetap mengedepankan kearifan lokal. "Festival kami tidak hanya menampilkan musisi besar dan band nasional serta internasional dalam dua hari, tetapi juga memberikan pengalaman yang mengesankan kepada para penonton dengan memberikan beberapa nilai tambah seperti desain lay out yang canggih namun tetap membumi yang dirancang sedemikian rupa untuk memastikan bahwa penonton masih bisa merasakan kearifan lokal," ujar Yuri.
Setiap detil desain diperhatikan dengan baik. Bagi dia, keindahan berasal dari segala sesuatu yang begitu detil terkonsep. "Intinya adalah, kita menaruh perhatian dan usaha ekstra untuk setiap detilnya karena kami percaya bahwa keindahan berasal dari sesuatu yang indah," sambung Anak Agung Anom Wijaya Darsana, Co-Founder Festival yang bertanggungjawab dalam hal produksi. Menurutnya, dari tahun ke tahun hal ini tetap menjadi fokus perhatiannya, selain menghadirkan atraksi musik jazz fenomenal. "Kami sudah melakukan ini sejak tahun pertama kami dan telah berjalan dengan sangat baik," paparnya.
Di tahun ini, Ubud Village Jazz Festival yang mengambil tema 'Beautiful Music or Beautiful Minds' menyuguhkan lineup yang lebih imajinatif dan elekyif, yang menyatukan para musisi dari berbagai variasi jenis musik mainstream, modern, tradisional dan lainnya. Highlight dari festival tahun ini adalah musisi muda berbakat Gerald Clayton Trio yang akan tampil dengan Joe Sanders Dan Gregory Hutchinson. Gerald telah empat kali dinominasikan oleh penghargaan bergengsi, Grammy.
Clayton yang memenangkan posisi kedua di ajang Kompetisi Piano Jazz Thelonious Monkey Institute pada tahun 2006 juga memperoleh nominasi Grammy tahun 2010 untuk Best Imptovised Jazz Solo atas karya aransemen Cole Potter 'All of You'll. Sementara 'Battle Circle' komposisinya bersama The Clayton Brotherhood menerima nominasi Grammy untuk Best Jazz Instrumental Composition pada tahun 2011.
Dia juga menerima nominasi Grammy pada tahun 2012 dan 2013 untuk Best Jazz Instrumental Album for Bond: The Paris Sessions (Concord) dan Life Forum (Concord), album kedua dan ketiga. Joe Sanders sudah tidak diragukan lagi merupakan salah satu pemain basa muda paling dicari di generasinya. Baru-baru ini ia ditempatkan sebagai runner up di final Internasional Society of Bassists Jazz Basa Competitiveness dan Thelonious Monkey Institute 'siluman' Internasional Jazz Basa Competition. Penampilan Gerald Clayton Trio ini semakin solid dengan kehadiran Gregory Hutchinson, pemain drum jazz modern. Menurut Mrttin Kunzler, permainan drumnya sangat hidup dan berbeda, mengingatkannya pada Roy Haynes dan Philly Joe Jones.
Gitaris Bali yang sudah diakui dunia internasional, Balawan, juga meyakinkan akan tampil dengan konsep musiknya dengan campuran gamelan Bali. Sebagai bagian dari dukungan kebudayaan, Kedutaan Besar Australia mendukung kedatangan Steve Berry Quartet. Dia adalah pemenang Bella Award 2013 untuk Young Artist Jazz Australia of the Year dan runner-up di National Awards Jazz 2013. Steve Barry adalah seorang pianis, organisasi, komposer dan improviser yang berbasis di Sidney, Australia.
Sementara itu, Institute Francoise Indonesia membawa serta Samy Thiebault Trio, grup jazz dari Perancis yang mengusung konsep jazz modern. Line up Ubud Village Jazz Festival tahun ini akan dihiasi juga dengan penampilan pemain trombone legendaris Indonesia, Benny Likumahua yang akan berbagi panggung bersama dengan anaknya, yang juga merupakan salah satu pemain bass muda yang disegani di Indonesia, Berry Likumahua. Dan untuk pertama kalinya Kedutaan Austria akan mendukung perhelatan ini dengan mendatangkan musisi jazz mereka, Marc Vogel dan Lukas Schiemer yang menggabungkan jazz modern dengan musik groove populer.
Tidak ketinggalan pula Glen Buschmwnn Jazz Academy Big Band yang merupakan gabungan dari 22 musisi asal Herman akan tampil membawakan komposisi dan aransemen baru lagu-lagu jazz standar dan beberapa lagu populer seperti Come With Me dari Tania Maria.