PT BIBU Gelar Upacara Pakelem Sambil Tunggu Izin Penlok | Bali Tribune
Diposting : 29 August 2017 16:39
Khairil Anwar - Bali Tribune
Bandara
RITUAL – Sembari menunggu turunnya izin Penlok dari Kemenhub terkait pembangunan Bandara Bali Utara, PT BIBU kemarin menggelar ritual pakelem di lokasi bandara yang direncanakan.

BALI TRIBUNE - Sikap pantang mundur PT.Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) membangun bandara internasional di Buleleng, patut diacungi jempol. Kendati izin lokasi dari Kementraian Perhubungan belum jelas, namun PT. BIBU sudah mulai melakukan ritual menurut tradisi Hindu Bali di lokasi bandara yang direncanakan.

Ritual itu berupa upacara pakelem dan dihadiri ribuan warga setempat bersama sejumlah petinggi Provinsi Bali, di antaranya Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta, dan Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama serta sejumlah anggoa DPRD Buleleng seperti Nyoman Gede Wandira Adi dan Putu Tirtha Adnyana. Hadir juga Kelian Desa Pakraman Kubutambahan Jro Pasek Ketut Warkadea dan jajarannya.

Saat upacara berlangsung, ribuan warga krama Desa Pakrama Kubutambahan antusias mengikuti upacara tersebut kendati ombak cukup besar. Hal itu tidak mengurangi semangat Wagub Sudikerta ke tengah laut menenggelamkan seekor kambing warna hitam, sebagai ritual dalam upacara mulang pakelem ini.

Wagub Sudikerta mengatakan, Pemprov Bali selama ini sudah melakukan koordinasi dengan Kemenhub soal izin Penlok namun hingga saat ini belum memberikan respon. ”Saya perkirakan minggu ini izin tersebut keluar karena sebelumnya Pak Menhub bilang satu ada dua minggu, dan berarti dalam minggu ini,”ungkapnya.

Sudikerta memberikan apresisasi atas  langkah PT. BIBU, yang menunjukkan keseriusannya membangun bandara dengan menggelar upacara pakelem, meski penlok belum turun.”Ini kan konsepnya ke laut dengan terapung, tidak reklamasi. Ini sudah menunjukkan jati diri dengan melakukan langkah awal sebagai komitmen. Tentu segera harus diputuskan kementerian, jangan menunggu yang tidak jelas atau tidak pasti,” imbuh Sudikerta.

Ketua DPRD Bali Adi Wiryatama mengatakan, dari sisi kajian teknologi pembangunan, bandara lebih cocok mengarah di laut. Sebab jika memakai lahan daratan, tentu akan memakan waktu cukup lama prosesnya, terlebih akan ada pembebasan lahan yang sangat luas, sehingga berdampak negatif terhadap keberadaan pura-pura di Kubutambahan.”Kalau memungkinkan teknologinya ada di laut dan ini patut kita dukung investor swasta yang sudah melakukan action,” ujarnya.

Namun menurutnya, terlepas dari itu selama ini banyak pejabat yang bicara soal keseimbangan pembangunan selatan-utara namun hanya sekedar wacana tanpa melakukan action apapun untuk itu.”Saya harap semua komponen masyarakat mendukung rencana bandara ini dan saya berharap pemerintah pusat menunjukkan komitmen agar bandara Bali utara segera terwujud mengingat Bali selatan sudah cukup krodit,” imbuhnya.

Klian Desa Pakraman Kubutambahan,Jro Warkadea mengatakan,dirinya bersama prajuru adat lainnya sangat mendukung rencana pembangunan bandara di wilayahnya.Hal itu akan berdampak sangat positif bagi masyarakat.

”Dibangun di laut tentu ada dampak positif bagi masyarakat.Harga tanah di sekitarnya tentu akan naik dan hal itu jelas sangat menguntungkan buat masyarakat Kubutambahan,” kata Jro Warkadea, usai acara pakelem.

Presiden Direktur PT. BIBU, Made Mangku menjelaskan, kegiatan upacara nuasen dan mulang pakelem dilakukan, untuk memohon petunjuk kepada tuhan agar secepatnya diberikan izin penlok. Mengingat, pembangunan bandara di Buleleng sangat dinanti masyarakat Buleleng guna menyeimbangkan pembangunan di Bali. “Upacara ini sebagai bukti keseriusan kami membangun bandara di Bali khususnya di Buleleng,”tandasnya.