Denpasar, Bali Tribune
Ribuan siswa SMP/ Sederajat di Denpasar mengikuti Ujian Nasional (UN) secara serentak, Senin (9/5). Namun, pelaksanaan UN di Denpasar sebagian besar masih dilakukan secara manual. Dari 66 sekolah yang menjadi peserta UN, hanya 4 sekolah yang menerapkan UNBK, itupun dari sekolah swasta. Sementara sekolah-sekolah negeri masih menggunakan sistem manual.
“Tahun ini sekolah negeri memang belum ada yang bisa ikut UNBK. Tentu kita inginkan tahun depan semua bisa UNBK, terutama negeri,” kata Made Raka, Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora Denpasar ditemui disela-sela pemantauan pelaksanaan UN di SMPN 10 Denpasar, Senin (9/5).
Menurut Raka, sejatinya tahun ini beberapa sekolah negeri bisa ikut UNBK, seperti SMPN 10, SMPN 1 dan SMPN 3 Denpasar namun dirasa belum maksimal jika memaksakan ikut UNBK. “Kita perlu sosialisasi dan pelatihan-pelatihan bagi anak-anak, sebelum nantinya mantap untuk mengikuti UNBK. Ya kita harap tahun depan, semua bisa,” tegasnya.
Kepala SMPN 10 Denpasar Drs I Ketut Sukartha mengaku sangat ingin bisa melaksanakan UNBK. Terlebih dengan pelaksanaan berbasis komputer, integritas siswa, integritas kelas dan integritas sekolah bisa dijamin. Kemungkinan peserta untuk mengobrol dan menyontek sangat kecil, sehingga peserta UN sungguh-sungguh menjawab sesuai kemampuan.
“Saya sering tekankan pada siswa bahwa nilai bagus memang baik, tapi yang terpenting adalah kejujuran. Tahun ini sejatinya kami siap dengan sarana komputer, tapi yang masih kendala adalah listrik dan akses internet,” jelas Sukartha.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) Kota Denpasar, Ngurah Jimmy Sidarta, menekankan supaya peserta UN menjaga kesehatannya sehingga bisa mengikuti UN selama tiga hari kedepan.
“Meski bukan lagi sebagai penentu kelulusan, nilai UN telah menjadi kesepakatan untuk diterima pada jenjang yang lebih tinggi. Maka itu peserta ujian harus jaga kondisi supaya tetap fit dalam menempuh ujian. Jangan keluyuran, fokus belajar,” ujarnya.