BALI TRIBUNE - Kondisi sejumlah bangunan/gedung SD Negeri 2 Air Kuning, Jembrana kini memprihatinkan. Dua lokal bangunan kelas jebol pada bagaian plafon dan atap. Kontruksi bagian atap bangunan sekolah yang rapuh diduga menjadi penyebab kerusakan ruang kelas tersebut.
Selain pada bagian atap, sejumlah kerusakan terjadi pada bagian tembok dan kusen bangunan yang difungsikan sebagi ruang belajar tiga kelas serta ruang kepala sekolah. Dari pengamatan di arela sekolah itu, sejumlah local bangunan yang ada dan masih difungsikan kondisnya sudah cukup usang. Dinding atau tembok bangunan sudah mulai mengelupas bahkan hingga terlihat rangka besi penyangganya.
Dari data yang dihimpun Bali Tribune, selama setahun terakhir kejadian atap jebol ini merupakan yang kesekian kalinya terjadi di sekolah-sekolah khususnya SD. Sebagian besar merupakan SD yang menggunakan kap baja. Kerusakan terparah hingga ambruknya bagian atap bangunan sekolah di wilayah pesisir itu diketahui terjadi saat hujan deras yang mengguyur Minggu (7/1) malam.
Kepala SDN 2 Air Kuning, Samsurianto dikonfirmasi, Rabu (10/1) kemarin mengatakan bangunan tersebut Senin (8/1) pagi sudah didapati dalam keadaan sudah jebol dengan material plafon serta genteng yng telah bersarakan di lantai. Menurutnya kerusakan terparah terjadi pada ruang kelas I. “Banyak titik plafon yang jebol baik di dalam kelas maupun di teras bangunan. Kami langsung laporkan kejadian ini ke Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Jembrana dan sudah langsung dicek,” ungkapnya.
Ambruknya genteng pada bangunan itu diduga karena kap baja ringan yang patah lantaran sudah mengkarat. Kap dari baja ringan itu dari data di sekolah sudah berusia hamper 10 tahun karena dipasang pada tahun 2008 lalu. Kondisi kontruksi atap banguna tersebut juga terdpat banyak bagian rangkaian yang sudah rapuh karena mengkarat. Pihaknya mengaku tidak mengetahui penyebab kap baja itu bisa samapi mengkarat, “apakah mungkin karena terpengaruh cuaca di pesisir atau karena genteng yang terbuat dari tanah liat,” paparnya.
Selain pada bagian atap, kerusakan juga terjadi hampir di seluruh tembok bangunan. Selain retak, juga temboknya mengelupas dari bawah. Ia menyebut sekolahnya saat ini menampung 76 siswa dengan enam rombongan belajar (kelas) serta guru yang berstatus negeri sebanyak 3 orang termasuk kepala sekolah, guru kontrak 3 orang, guru abdi untuk olah raga 1 orang dan tenaga pendidik lainnya 3 orang. Akibat ruang jelas yang difungsiikan untuk ruang belajar siswa kelas I dan II itu sangat mengancam keselamatan karena rawan jebol, kini aktifitas belajar mengajr diruangan itu dipindahkan.
Pihak sekolah terpaksa mepergunakan ruang perpustakaan yang baru dibangun dua tahun lalu. Kini siswa kelas I sebanyak 17 orang dan kelas II sebanyak 11 orang harus masuk secara bergantian. Siswa tersebut harus melakukan proses belajar mengajar dengan cara lesehan di lantai dengan hanya menggunakan alas karpet. "Kelas (jebol) itu untuk ruang belajar kelas 1 dan 2, mereka masuk bergantian pagi dan siang. Sekarang sementara pindah di ruang Perpus,” ungkapnya.
Sedangkan pada ruang kelas VI yang juga kondisi atapnya jebol, karena keterbatasan ruangan sehingga pihak sekolah masih tetap mepergunakannya untuk pelaksanaan proses belajara mengajar kendati memang sangat mengganggu. “Saat turun hujan terpaksa aktiftas dikelas itu dihentikan. Sebab genteng masih berlubang dan air menggenang dikelas saat hujan turun. Para guru dan siswa juga terpaksa harus mengepel ruangan untuk digunakan belajar lagi” jelasnya.
Menurutnya, sekolah yang dipimpinnya ini telah masuk dalam program prioritas untuk dilakukan perbaikan (rehab) pada tahun 2018 ini. Dengan kondisi gedung yang keruskannya yang sangat parah dan diakuinya memang sangat mengganggu proses bejalar mengajar, pihaknya memastikan bangunan yang usianya cukup lawas itu akan segera direhab,. Diharapkan nantinya rehab bangunan sekolah direalisasikan dengan menggunakan material kayu karena dinilai lebih awet.