Longsor dan Pohon Tumbang Isolasi Warga Perumahan | Bali Tribune
Bali Tribune, Senin 23 Desember 2024
Diposting : 29 January 2018 15:49
Redaksi - Bali Tribune
EVAKUASI
EVAKUASI - Petugas mengevakuasi material longsor dan pohon tumbang yang mengisolasi warga perumahan, Minggu (28/1).

BALI TRIBUNE - Hujan lebat kembali mengguyur wilayah Gianyar, menimbulkan bencana longsor yang menutupi  akses jalan menuju Perumahan Pering River View, Blahbatuh. Sejumlah pohon juga ikut tergerus dan tumbang melintangi jalan serta menimpa tembok pekaragan warga. Akibatnya,  separuh warga perumahan sempat terisolasi.

Dari keterangan yang dihimpun di lokasi, Minggu (28/1), musibah tanah longsor mengakibatkan pohon tergerus terjadi Minggu dinihari. Musibah itu juga menyebabkan mati  listrik, karena menimpa kabel utama ke perumahan. “Awalnya terdengar suara gemuruh, saya pun terbangun. Beberapa detik kemudian terdengar seperti suara pohon tumbang,” terang salah seorang warga, Ibu Sunarta.

Hingga Minggu pagi,  cuaca sudah  terang, didapati tebing longsor yang cukup besar di sisi timur perumahan. Sebuah pohon  melintang hingga menutupi badan jalan. Kondisi ini mengakibatkan  warga perumahan di dua blok terisolasi dan harus menunggu proses penanganan dari petugas. “Syukurnya petuags gabungan dari BPBD dan petugas damkar cepat datang, kemudian  melakukan proses evakuasi,” terangnya.

Ibu Sunarta menyebutkan, selama tinggal di perumahan itu, mereka yang berada di sisi timur selalu was-was setiap hujan lebat. Sebab, lokasi perumahan  bersebelahan dengan tebing tanah labil yang tinggi mencapai 5 hingga 7 meter. “Dulunya pengambang mengeruk lahan ini untuk  perumahan. Sementara tebing di timur dijanjikan akan dibeton, namun  hingga kini dibiarkan. Sementara pengembanganya sudah gonta ganti,” keluhnya kesal.

Tambahnya,  komunikasi warga dengan pihak pengembang terbaru juga tidak berjalan lancar hingga timbul banyak persoalan. Dikatakan, sedikitnya 45 KK  sudah menempati perumahan itu selama enam tahun lebih. Selama itu pula,  kehidupan mereka tidak nyaman, karena kerap dibayangi kekhawatiran. Terlebih  dari 7 orang pemilik lahan, 4 orang diantaranya belum dibayar lunas. “Kami kerap didatangi para pemilik lahan. Mereka berkeluh jika  hingga kini belum mandapatkan bayar secara lunas atas lahan mereka yang dibebaskan untuk perumahan ini.  Mereka juga menyebutkan akan mengambil kambali lahannya yang kini sudah kami tempati,” tuturnya.