BALI TRIBUNE - Adat, agama, tradisi, seni dan budaya adalah hal fundamental yang membuat Bali bisa bertahan dan bersaing dalam menghadapi perubahan zaman baik skala lokal, nasional maupun global. Untuk itulah pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 1 (satu) Wayan Koster dan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace) menjadikan adat, agama, tradisi, seni dan budaya sebagai salah satu prioritas.
Koster saat berkunjung ke Pasraman Pinandita Brahma Vidya Samgraha di Buleleng, Minggu (18/2), bertekad menjadikan Bali sebagai pusat Peradaban Dunia. Kunjungan Koster didampingi Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng, I Putu Agus Suradnyana, Ketua Tim Pemenangan Koster-Ace Kabupaten Buleleng, I Gede Supriatna, serta anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Buleleng. Rombongan calon Gubernur kelahiran Desa Sembiran Tejakula ini disambut Ida Bhawati Hermawan selaku Manggala Pasraman, serta ratusan pinandita.
Pasraman Pinandita Brahma Vidya Samgraha sendiri memiliki anggota lebih dari 1.700 orang dari Bali maupun luar Bali. Dihadapan ratusan pinandita, pemangku dan srati (tukang banten) Koster mengungkapkan akan mengunakan kosep Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang akan dijadikannya pedoman dalam memimpin Bali kelak. Kosep ini juga melibatkan para sulinggih dalam penyusunannya.
“Konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali itu saya rumuskan bersama dengan Sulinggih. Konsep itu artinya memelihara, menjaga keseimbangan dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk menuju kehidupakan krama Bali yang sejahtera,” papar Koster. Konsep itu pada akhirnya akan mengimplementasikan ajaran Trisakti Bung Karno dengan prinsip terencana, terpola dan terintegrasi, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana (PPNSB).
“Ada lima bidang prioritas dalam konsep tersebut. Pertama adalah sandang, pangan dan papan,” ujar dia. Kedua yakni kesehatan dan pendidikan. Ketiga jaminan sosial dan ketenagakerjaan. Keempat adat, agama, tradisi, seni dan budaya. Dan kelima pariwisata serta infrastruktur pendukung baik laut, darat maupun udara. “Khusus yang keempat di Bali ini adalah prioritas yang merupakan fundamental dan menjadi pilar paling prinsip bagi Bali. Inilah sejatinya yang harus diurus dengan sungguh-sungguh sebagai prioritas,” tutur Koster.
Menurut dia, hal itu yang selama ini membuat Bali bisa bertahan dan bersaing dalam menghadapi perubahan zaman baik skala lokal, nasional maupun global. “Sehingga di Bali, yang berkaitan dengan hal itu ada tiga unsur utama yang harus kita jalankan dengan sungguh-sungguh sebagai prioritas dalam mengambil kebijakan,” katanya. Hal itu tak lain adalah adat, agama, tradisi, seni dan budaya baik dalam hal sarana prasarana maupun sistem yang harus diperkuat untuk menggerakkannya.
Sebab, ia melanjutkan, ketiganya-lah sebagai unsur utama membangun karakter, moralitas dan integritas masyarakat Bali. “Nanti akan diangkat tenaga kontrak yang ditugaskan memberi pendidikan, pelatihan dan pengajaran agama, adat dan seni budaya. Kita ambil dari IHDN dan ISI nanti tenaganya. Mereka harus bisa tiga-tiganya. Nanti ditugaskannya di desa adat di seluruh Bali,” papar Koster.
Ia berjanji akan secara serius mengurusi persoalan adat, agama, seni dan budaya Bali jika terpilih menjadi Gubernur Bali. “Inilah yang akan menjadi strategi pembangunan budaya Bali. Ini yang harus dikedepankan. Bali kita jadikan pusat peradaban dunia, menjadi muaranya dunia karena dia metaksu, suci dia. Orang akan terus ke Bali. Dengan begitu, Bali akan sejahtera, akan tumbuh ekonominya melalui pariwisata, tetapi adat, agama, tradisi, seni dan budaya yang menjadi dasarnya tetap terpelihara dengan baik,” demikian Koster memaparkan.
Sementara itu, Ida Bhawati Hermawan mengucapkan terima kasih atas kehadiran Wayan Koster bersama rombongan. Diungkapkannya, pasraman yang dipimpinnya sempat dikunjungi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Sejak itulah perkembangan pasraman sangat cepat dan bisa bertahan hingga 12 tahun sampai sekarang. Mengenai program, visi misi pasangan Koster-Ace, dirinya mengaku telah mengikuti hingga tuntas pada saat pemaparan di Pura Samuan Tiga, Gianyar.
“Saya sudah mengikuti sampai tuntas, sangat bagus, khususnya mengenai pelestarian adat, agama, tradisi, seni dan budaya,”katanya. Dirinya bersama seluruh sissia pesraman akan mendoakan pasangan Koster-Ace agar bisa memimpin Bali kedepan, sehingga bisa mengimplementasikan visi misi dan program yang telah dirancang. Soal dukungan, dirinya tidak boleh menggiring. Tapi dengan kahadiran Koster ke pesramanan sudah bisa dilihat kemana arah dukungan sisia dan anggota Pasraman Pinandita Brahma Vidya Samgraha, Buleleng.