Diposting : 12 October 2018 23:12
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Bertepatan momen Annual Meeting IMF-WBG 2018 di Nusa Dua, Badung yang berlangsung pada 8-14 Oktober ini yang dihadiri oleh para pemimpin dunia berkumpul, PT Angkasa Pura I (Persero) mengambil kesempatan itu untuk mengumumkan akan meningkatkan pemanfaatan teknologi kelas dunia. Hal ini dilakukan bekerja sama dengan perusahaan penyedia produk teknologi informasi (TI) dunia SITA untuk mengelola bandara dengan pertumbuhan trafik penumpang yang cukup signifikan tiap tahunnya.
Komitmen Angkasa Pura I untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi kelas dunia di bidang kebandarudaraan ini dmelalui penandatanganan kerja sama antara anak perusahaan Angkasa Pura I yaitu PT Angkasa Pura Suports dengan SITA di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Kamis (11/10).
Indonesia merupakan pasar penerbangan terbesar di Asia Tenggara dengan lebih dari 110 juta trafik penumpang pada 2017 dan terus tumbuh secara signifikan tiap tahunnya. Pada 2036, Indonesia diprediksi akan masuk dalam empat besar pasar penerbangan dunia dengan prediksi 355 juta trafik penumpang. Mengingat potensi pertumbuhan dan manfaat sosial dari industri penerbangan serta posisi SITA ini sebagai penyedia teknologi kebandarudaraan yang sudah terbukti. Sehingga akan mendukung pewujudan visi Angkasa Pura I untuk menjadi salah satu dari sepuluh perusahaan pengelola bandara terbaik di Asia yang mengoperasikan bandara dengan sistem kelas dunia yang memberikan pengalaman perjalanan penumpang di bandara selama masa pertumbuhan ini.
Direktur Pengembangan Usaha PT Angkasa Pura I (Persero), Sardjono Jhony Tjitrokusumo mengatakan bahwa SITA menjadi mitra terpercaya bagi Angkasa Pura I untuk berkontribusi terhadap transformasi dari sisi teknologi di dua bandara yaitu Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dan Bandara Juanda Surabaya yang juga berkontribusi terhadap peraihan berbagai penghargaan nasional dan internasional.
"Bersama anak perusahaan, kami PT Angkasa Pura Suports, saat ini siap bekerja sama dengan SITA dan memperkenalkan berbagai teknologi smart airport yang inovatif di mana hal ini memungkinkan kami untuk menerapkan operasional bandara kelas dunia dan meningkatkan kapasitas bandara-bandara kami," katanya.
Sejak 2014, SITA telah mendukung Angkasa Pura I dengan teknologi Airport Connect Open yang merupakan platform umum sehingga memungkinkan maskapai beroperasi secara lancar di 13 bandara Angkasa Pura I. Platform ini juga memungkinkan untuk pengenalan terhadap teknologi SITA lainnya seperti self-service check-in kiosk, bag-drop, and boarding gates dan SITA Control Bridge yang mengintegrasikan secara mulus kapabilitas pengaturan bandara untuk melakukan kegiatan operasional yang efektif.
President SITA Asia Pasifik, Sumesh Patel menyatakan Indonesia merupakan salah satu pasar industri transportasi udara yang paling menyenangkan, dengan pertumbuhan trafik yang cukup signifikan.
Selain itu juga peningkatan investasi pada pesawat, bandara, serta infrastruktur. SITA telah menjadi pemain utama di Indonesia selama lebih dari 10 tahun. "Kami berharap untuk melanjutkan kemitraan strategis dengan Angkasa Pura I untuk selalu dapat memutakhirkan bandara-bandara Angkasa Pura I ke depannya. Teknologi kebandarudaraan yang inovatif, di mana kami telah sukses mengimplementasikan di berbagai bandara dunia, akan berkontribusi terhadap pengembangan transportasi udara ke depannya di Indonesia," jelas Sumesh.
Adapun salah satu inovasi teknologi smart airport yang dimiliki SITA dipamerkan pada area kedatangan dan keberangkatan Terminal Internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai selama kegiatan pertemuan tahunan IMF-World Bank.
Selama 2017, PT Angkasa Pura I (Persero) mencatat total trafik penumpang sebesar 89,7 juta penumpang. Sebanyak 21 juta penumpang dikontribusikan oleh Bandara I Gusti Ngurah Rai diikuti oleh Bandara Juanda Surabaya dengan total trafik sebesar 20 jutaan penumpang.
Bandara I Gusti Ngurah Rai telah dikenal sebagai Best Airport 2017 untuk kategori bandara dengan kapasitas 15 juta – 25 juta penumpang per tahun, bandara terbaik di Asia-Pasifik kategori bandara berpenumpang 15-25 juta orang per tahun, dan peringkat kedua bandara terbaik di Asia-Pasifik berpenumpang diatas 2 juta orang per tahun.