
balitribune.co.id | Tabanan - Anjing yang menggigit rombongan pendaki di Gunung Batukaru pada Minggu (21/9), ternyata positif rabies. Status tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Balai Besar Verteriner Denpasar terhadap sampel otak anjing tersebut yang dikirimkan Dinas Pertanian (Distan) Tabanan.
Karena itu, Distan akan melaksanakan vaksinasi darurat di Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan. Untuk sementara waktu, desa itu juga berstatus sebagai zona merah rabies. “Dengan positif uji lab, Desa Pujungan ditetapkan sebagai zona merah rabies,” ujar Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan Tabanan, drh I Gde Eka Parta Ariana, pada Selasa (23/9).
Rencananya, vaksinasi darurat akan dilaksanakan pada Kamis (25/9) dan terpusat di Banjar Tibu Dalem yang menjadi bagian dari wilayah Desa Pujungan. Ia juga menjelaskan, vaksinasi darurat itu juga tidak akan dilakukan sampai ke puncak Gunung Batukaru. Pertimbangannya, anjing yang positif rabies itu diperkirakan sering naik turun melalui wilayah desa itu.
Selain melaksanakan vaksinasi darurat, pihaknya juga akan membawa anjing-anjing liar melalui bantuan relawan untuk dibawa ke shelter atau penampungan sementara. "Ini kami upayakan. Mudah-mudahan kasusnya tidak meluas," imbuhnya.
Menurutnya, ketersediaan vaksin untuk kebutuhan darurat di Desa Pujungan relatif aman. Setidaknya ada enam ribu dosis untuk satu ekor anjing. “Kalau kurang kami amprah lagi ke Pemprov Bali,” ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Tabanan, dr Ida Bagus Surya Wira Andi menyebutkan rombongan pendaki Gunung Batukaru yang mengalami gigitan anjing itu harus melengkapi vaksin rabies pada manusia sebanyak tiga kali.
Ini mengingat hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel otak anjing yang menggigit itu terkonfirmasi positif. “Harus vaksinasi lengkap. Kami imbau yang merasa sempat digigit pada saat mendaki Gunung Batukaru harus vaksin lengkap sebanyak tiga kali,” sebutnya.
Ia menegaskan, vaksin rabies untuk manusia bagi rombongan pendaki tersebut bisa diperoleh pada seluruh fasilitas layanan kesehatan di Bali. Sebab, beberapa di antara korban gigitan anjing tersebut diperkirakan berasal dari luar Tabanan. Karena itu, begitu laporan kasus gigitan itu diterima, pihaknya langsung berkoordinasi ke Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Bali.
“Kami sudah koordinasikan ke Dinas Kesehatan Provinsi Bali,” pungkasnya.
Seperti diberitakan, pada Minggu (21/9) rombongan pendaki Gunung Batukaru mendapatkan serangan anjing liar. Sebanyak sembilan dari lima belas orang dalam rombongan itu mengalami gigitan oleh anjing yang belakangan terkonfirmasi positif rabies.