Arta Siap Mundur Jika Gagal Penuhi Target | Bali Tribune
Diposting : 6 April 2019 21:01
Khairil Anwar - Bali Tribune
Bali Tribune/ WORKSHOP – KONI Kabupaten Buleleng Kamis lalu menggelar workshop yang dihadiri pengurus cabor. Di ajang Porprov Bali 2019 nanti di Tabanan, Buleleng menargetkan tiga besar.
balitribune.co.id | Singaraja - Target realistis tengah dijekar KONI Buleleng pada Porprov Bali 2019 di Tabanan mendatang. Sejumlah program dirancang salah satunya menggelar workshop Penyusunan Program Latihan selama dua hari.
 
Kegiatan ini melibatkan para pelatih pengkab olahraga se-Kabupaten Buleleng dan mahasiswa PS Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Penjaskes, dan Ilmu Keolahragaan  FOK Undiksha. Seluruh rangkaian kegiatan yang digelar KONI Buleleng untuk untuk mencapai target peringkat tiga dalam Porprov Bali 2019.
 
Ketua Umum KONI Buleleng, Nyoman Arta Widnyana mengatakan, olahraga saat ini harus mengikuti perkembangan teknologi dan bukan semata-mata pelatihan secara konvensional. “Sudah saatnya memanfaatkan IT dalam menyusun program latihan,” kata Arta Widnyana pada pembukaan acara Kamis (4/4) lalu.
 
Untuk menunjukkan keseriusan itu, KONI Buleleng mendatangkan narasumber dari Universitas Negeri Surabaya, Donny Ardy Kusuma, S.Pd, M.Kes. Menurut Arta, pihaknya tidak main-main dalam upaya meraih target pringkat tiga pada event olahraga Provinsi Bali itu.
 
”Dukungan pemerintah dalam hal ini Bapak Bupati Buleleng juga luar biasa dalam hal anggaran pembinaan dan juga bonus untuk atlet,” pujinya.
 
Bentuk keseriusan itu, kata Arta Widnyana, seluruh pengurus KONI Buleleng termasuk para ketua pengkab telah berkomitmen untuk mencapai target yang dipasang dengan jumlah kontingen  670 (atlet dan ofisial).”Saya siap mundur jika target yang dipasang secara rasional gagal,” tegasnya.  
 
Sementara itu, Ketua Panitia, Dr. Made Agus Dharmadi, M.Pd dalam laporannya mengatakan, workshop yang digelar KONI Buleleng agar pembinaan untuk meraih prestasi di Pengkab Kabupaten Buleleng berjalan sesuai rencana.
 
”Salah satunya dengan penerapan program latihan yang tepat, sesuai dengan kebutuhan dan berkelanjutan,”ujarnya.
 
Menurutnya, setiap pelatih dibutuhkan kemampuan untuk terus melakukan upgrade pengetahuan dan keterampilan di tengah semakin  berkembangnya industri olahraga dengan sangat cepat.
 
”Upaya melatih generasi milenial harus diupayakan sesuai dengan sifat dan budaya generasi milenial saat ini, jangan lagi melatih dengan konsep-konsep lama dan mungkin sudah usang. Jika ingin maju maka hal tersebut merupakan keniscayaan,”ungkap dia.