balitribune.co.id | Singaraja - Salah satu persoalan krusial yang sering dihadapi petani yakni masalah pasca panen, tidak saja soal hasil panen berlebih yang berakibat memicu anjloknya harga.Bahkan akibat tidak terserap pasar akan berdampak pada kerugian petani setiap kali tiba musim panen. Tidak itu saja akibat kelangkaan produk pertanian menjadi penyebab naiknya angka laju inflasi.
Melihat kondisi itu sejumlah petani mengambil insiatif untuk membantu menyerap dan memasarkan hasil pertanian dengan membentuk koperasi. Koperasi yang digagas sejumlah petani itu bernama Koperasi Pemasaran Buleleng Prasada Agrobis beranggotakan petani yang sudah malang melintang di dunia pertanian. Mereka berharap dengan terbentuknya koperasi tersebut akan membantu memberikan jalan keluar terhadap persoalan pelik yang dihadapi petani selama ini.
Dalam sebuah acara persemian berdirinya Koperasi Pemasaran Buleleng Prasada Agrobis ini, Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UMKM Koperasi Dewa Made Sudiarta hadir bersama Dirut Perumda Pasar Argha Nayottama I Putu Suardhana serta jajaran Pengurus Koperasi Prasada Agrobis di Kelurahan/Kecamatan Seririt beberapa waktu lalu.
Ketua Koperasi Pemasaran Buleleng Prasada Agrobis Ketut Putu Mahayadnya mengatakan, ia bersama anggota petani lain tertarik membangun koperasi ini untuk menggarap sektor pertanian yang tidak terserap pasar. Prinsifnya, menurut Mahayadnya koperasi tersebut didedikasikan untuk membantu petani dan peternak. “Kita ingin menjaga harga pasar,dengan demikian kita juga ingin membantu dan menjaga agar tidak terjadi inflasi lebih parah. Kepada petani saya berharap kita manfaatkan koperasi ini,” terang Mahayadnya, Selasa (24/10/2023).
Selain itu, keberadaan koperasi tersebut menurutnya bagian dari upaya membantu pemerintah dalam menjaga stabilitas pangan baik pasca panen maupun stabilitas harga. Mahayadnya mengaku gembira setelah mendapat dukungan dan support yang luar biasa dari kalangan petani. ”Selain petani pelaku pasar dan investor juga sangat antusias ikut membantu dengan bergabung menjadi anggota. Saya kira ini langkah awal yang cukup baik untuk membantu petani dan pemerintah mengendalikan hasil dan harga pertanian,” imbuhnya.
Mahayadnya berharap semua sektor terkait pertanian sedikit akan teratasi terutama menjaga fluktuasi harga yang sangat berpengaruh terhadap laju inflasi. Bahkan dari dibangunnya kopersi ini tingkat kesejahteraan masyarakat petani dapat terjaga atas diserapnya hasil pertanian mereka. “Intinya kita bekerjasama dengan petani sebagai mitra juga pemerintah karena semua hasil pertanian berusaha kita cover terutama mengisi ceruk yang kosong agar tidak terjadi kelangkaan yang berakibat naiknya harga,” ujarnya.
Mahayadnya mengaku potensi pasar cukup terbuka untuk membantu petani dalam memasarkan hasil taninya sehingga tidak dirugi besar saat pasca panen hasilnya melimpah. ”Berkaca dari hasil pertanian anggur saat panen hargnya anjlok.Begitu juga harga tidak terkendali saat hari raya, beras, cabai dan bahan kebutuhan pokok terdongkrak naik.Pelan-pelan kita atasi itu melalui koperasi ini,” tandas Mahayadnya.