Diposting : 28 March 2019 21:57
Redaksi - Bali Tribune
balitribune.co.id | Gianyar - Gagal dengan Pepaya Calipornia dengan kerugian puluhan juta rupiah, tak memupus semangat Made Sulastra (34), petani asal Banjar Kesian, Lebih, Gianyar. Ia ikut Bimtek Petani Mellenial dengan harapan menjadi petanimodern yang didukung program pemerintah. Namun sayang, dukungan pemerintah yang konon semakin dipermudah, berujung kekecewaan.Bantuan bibit cabai yang dimohonnya kandas.
Ditemui di kediamannya, Rabu (27/3), Made Sulatra mengaku, dengan dukungan lahan yang dimilikinya, dirinya ingin meningkatkan kesejahteraan dengan menjadi seorang petani modern. Awalnya dia mencoba untuk beberapa varietas namun akhirnya gagal.Bahkan terakhir, dirinya membudidayakan Pepaya Calipornia dan akhir kandas dengan kerugian hingga puluhan juta rupiah.“Saya tidak mau menyerah, saya harus mencoba dan mencoba,” ungkapnya.
Menunjukkan keseriusannya, Made pun ikut gerakan petani millenial dan berkesempatan mengikuti Bimtek Petani Mellenial yang digelar Direktorat Jenderal Kementerian Pertanian RI di Denpasar beberapa waktu lalu. Pada kesempatan itu, dirinya mendapat banyak pengetahuan, mulai dari cara memilih bibit, berkebun, hingga panen. Selain itu, mengolah hasil panen, mengemas produk hasil pertanian di era milenial, dan melakukan promosi secara online. Belum lagi, sejumlah kemudahan yang ditawarkan, termasuk penyaluran bantuan bibit.
“Saat Bimtek, saya tertarik dengan komuditas cabai. Terlebih, dalam cuaca sekarang ini adalah momen tepat untuk menanam komoditas tersebut. Saya pun mendaftar agar diusulkan ke Dinas Pertanian Provinsi melalui Dinas Pertanian Gianyar,” ungkap Made Sulatra.
Dengan harapan besar, dirinya pun menyiapkan lahan, sembari menanggu turunnya bantuan bibit cabai yag dimaksud. Kenyatannya, jawaban menyakitkan diterimanya saat menanyakan langusng ke Dinas Pertanian mengenai bantuan bibit itu. Jawaban entang diterimanya dari Petugas di Kantor Dinas Pertanian, bawa bantuan bibit cabai itu adalah tanggungjawab Provinsi. Petani cabai di Gianyar disebutkan alokasinya sedikit dan permohonana petani inipun tidak dipenuhi. “Menjadi Petani Millenial, katanyanya akan dimudahkan. Selain mendapatkan program-program pelatihan juga akan mendapat subsidi dan akses bantuan lainnya secara langsung dari Kementan tanpa prosedur yang berbelit-belit. Nyatanya bantuan bibit cabai saja tidak dipenuhi. Jika tahu begini, lebih baik saya swasembada bibit. Saya juga siap bermodal menjadi petani,” kesalnya.
Sayang, Kepala Dinas Pertanian Gianyar, Kadis Pertanian Pemkab Gianyar I Made Raka tidak dapat dikonfirmasi. Saat didatangi ke kantornya, Pejabat asal Bakbakkan ini sedang tidak ada di kantor. Demikian pula Kabid Holtikultura, tidak ada di kantor.