BBPOM Temukan Makanan Berbahaya | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 2 July 2016 09:48
I Made Darna - Bali Tribune
BBPOM
Bupati Giri Prasta saat menggelar pertemuan dengan pihak BBPOM Denpasar di Puspem Badung, Jumat (1/7)

Mangupura, Bali Tribune

Bupati Badung Nyoman Giri Prasta menggelar pertemuan dengan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Denpasar di Puspem Badung, Jumat (1/7). Dalam pertemuan terungkap es campur dan kolak mengandung zat berbahaya ditemukan di Dalung. 

Dalam pertemuan yang turut dihadiri Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdanganan (Diskoperinda) Ketut Karpiana dan Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) I Gede Putra Suteja itu terungkap bahwa pangan utamanya makanan yang diperjual belikan di wilayah Badung tidak semua aman. Sejumlah pedagang, menurut pihak BBPOM masih ditemukan ada yang menjual memakan yang mengandung zat-zat berbahaya.

Kepala BBPOM Denpasar, Endang Widowati dihadapan Bupati Giri Prasta mengungkapkan bahwa temuan makanan mengandung zat berbahaya ditemukan di wilayah Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kamis (30/6). “Ya, di Dalung kami melakukan pemantauan masih ada makanan yang dijual mengandung zat berbahaya,” ujarnya.

Dari 23 sampel makanan, diantaranya es campur, es dawet, kolak, dadar gulung yang ditest dari sejumlah pedagang di wilayah tersebut, terbukti tiga makanan mengandung zat berbahaya berupa zat pewarna merah. “Yang jelas di Dalung kami temukan tiga jenis makanan mengandung zat pewarna merah, yaitu dicampur pada es campur dan kolak,” beber Endang Widowati.

Atas temuan ini, pihaknya pun mengimbau Pemkab Badung bersinergi dengan BBPOM untuk mencegah masyarakat utamanya pedagang untuk menggunakan zat-zat berbahaya pada makanan. “Petugas kami sangat terbatas, kami harap pemerintah daerah ikut membantu sehingga makanan yang tidak layak jual tidak sampai beredar,” harapnya.

Ia pun mengaku sangat menyayangkan di Bali khususnya Badung sebagai daerah pariwisata ada masyarakat yang sampai keracunan makanan. “Sangat ironis sampai terjadi kasus keracunan makanan. Oleh karena itu, penting sekali bagaimana mencegah penggunaan zat berbahaya dalam makanan,” tegasnya.

Selain menyoroti makanan mengandung zat-zat berbahaya, pihaknya juga mengaku tengah gencar menyelidiki peredaran obat vaksin palsu di Bali. Sebab, kata dia dari pengakuan tersangka yang diamankan polisi di Jakarta, vaksin palsu disebutkan sudah sampai dijual ke Bali. “Katanya penjualan vaksin palsu sampai ke Bali. Ini juga kita terus pantau,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Giri Prasta berharap BBPOM gencar melakukan sidak-sidak makanan maupun obat-obatan di wilayah Badung. Giri Prasta mengaku siap membantu dan bersinergi dengan BBPOM untuk mencegah peredaran makanan dan obat palsu di Badung.

“Kami apresiasi atas kerja BBPOM selama ini. Dan kami siap bersinergi untuk mencegah peredaran makanan dan vaksin palsu di Badung. Instansi terkait seperti Diskoperindag dan Diskes juga sudah kami instruksikan ikut mengawasi,” kata Giri Prasta.

Sebagai wujudk kongkrit Pemkab Badung membantu BBPOM mencegah peredaran makanan dan obat-obatan di gumi keris adalah dengan membentuk tim reaksi cepat (TRC). “Intinya kami siap bersinergi dengan BPOM. Tidak hanya dari segi tenaha, tapi kami siap membantu masalah anggaran,” ucapnya.

Upaya lain yang dilakukan Pemkab Badung adalah menyediakan ambulance siaga per desa. Sedikitnya akan ada 62 ambulance yang ditempatkan di setiap desa di Badung. Ambulance ini akan dioperasikan oleh 2 sopir. Nah, sopir ini selain bertugas mengangkut pasien juga akan diberi tugas tambahan melakukan pemantauan warung-warung yang ada di desanya.

Dengan begitu, pedagang yang ada di desa tidak berani menjual makanan mengandung bahan berbahaya. “Kami harap BBPOM nanti bersedia memberikan pelatihan kepada petugas-petugas kami itu, sehingga mereka tahu mana makanan mengandung berbahaya dan tidak,” kata Giri Prasta.