Berkreativitas Ogoh-ogoh Tidak Harus Ngemis | Bali Tribune
Diposting : 10 January 2022 00:49
ATA - Bali Tribune
Bali Tribune/ Pande Made Widia,S.M.

balitribune.co.id | Gianyar - Komitmen Bupati Gianyar I Made Mahayastra yang tidak ingin mengusik kemandirian kreativitas yowana dalam pembuatan ogoh-agoh, mendapat apresiasi sejumlah kalangan. Manggala Utama Pasikian Yowana Kabupaten Gianyar Pande Made Widia menilai Bupati secara tidak langsung telah mendidik generasi dalam kemandirin berkreativitas. Justru sebaliknya, dana bantuan ogoh-ogoh dinilai akan memanjakan generasi muda.

Disebutkan, di Gianyar selama ini, tidak adalah istilah yowana yang minta-minta ke lembaga pemerintah, terutamanya dalam pembuatan ogoh-ogoh. Meski demikian tidak menampik, ada punia yang diterima sebagai bentuk dukungan kepada yowana. "Kami memantangi minta-minta dalam  ajang kreatifitas. Kami yowana Gianyar bertanggung jawab, semua dilakukan dengan kerja sama dan gotong royong, dari segi dana, petedunan dan pembuatan ogoh-ogoh," ungkap  Pande.

Menurut Pande Widia, tidak adanya dana dari pemerintah terkait pembuatan ogoh-ogoh buka merupakan permasalahan. Mengingat dari tahun-tahun sebelumnya juga tidak ada bantuan apa pun dari pemerintah ogoh-ogoh juga masih bisa dibuat. "Dari dulu tidak ada dana dari pemerintah daerah sekaa teruna masih bisa membuat ogoh-ogoh,” terangnya.

Kendati demikian pihaknya bersyukur tentang dikeluarkanya SE Gubernur. Sekaa teruna-teruni di Kabupaten Gianyar sejatinya menyambut baik keluarnya SE MDA Nomor: 009/SE/MDA-Prov Bali/XII/2021 tentang Pembuatan dan Pawai Ogoh-Ogoh Menyambut Hari Suci Nyepi Tahun Baru Çaka 1944."Terlebih SE diperkuat dengan Surat Edaran Gubernur Provinsi Bali dan Surat Edaran Kabupaten Gianyar, ini memberikan angin segar kepada yowana di Kabupaten Gianyar," terangnya.

Atas SE tersebut, pesikian Yowona Gianyar sejatinya kini tengah mempersiapkan perlombaan Ogoh-Ogoh se-Kabupaten Gianyar sehingga dapat mengapresiasi kreatifitas seni adat dan budaya mulai dari pembuatan Ogoh-ogoh di Kabupaten Gianyar. Untuk memastikan, pihaknya akan bersurat masing - masing desa yang telah disiapkannya mulai hari ini. Sedangkan untuk sistem penilaianya  juri akan langsung ke lokasi pembuatan ogoh-ogoh di masing-masing desa adat dengan menggunakan 2 katagori lomba.

Kategori pertama, lomba diawali ditingkat banjar dengan langsung mewakili desa adat. Pemenang di tingkat adat akan maju pada tingkat kecamatan, selanjut akan di nilai dan mewakili Kecamatan ke Kabupaten. Sedangkan kategori kedua  merupakan lomba kriteria Favorit, sekaa teruna  bebas mengirimkan foto dengan pemenang mendapatkan like atau jempol terbanyak di media sosial instagram.  Memastikan lomba berjalan tanpa tekanan dan intepensi, kriteria penilaian akan diberikann kisi-kisi bertema Adat, Tradisi, dan Budaya tanpa unsur sara.

Walau akan dilombakan, pihaknya juga sangat berharap arak-arakan ogoh-ogoh hanya di wewidangan Desa Adat, "sesuai konsep Desa Mawacara budaya antar desa adat berbeda, supaya tidak terjadi hal yang tidak di inginkan mending di adakan di desa adat itu sendiri karena ini adalah tanggung jawab dssa adat," terangnya.

Perlombaan ini diharapkan dapat menjadi wadah dari kreatifitas seni, berbagai inovasi dan memupuk rasa saling asah asih asuh di antara sekaa teruna di era global saat ini. Mengingat sekaa teruna sebagai garda terdepan dalam Ajegnya seni, adat dan budaya Bali di masing-masing banjar maupun desa adat.