
balitribune.co.id | Bangli - Nasib tragis dialami Komang AW (10), bocah asal Banjar Kayuambua Desa Tiga, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Komang Ade W tewas setelah tenggelam di areal salah satu kolam air panas yang ada di Banjar Tirta Husada, Toyabungkah, Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani pada Minggu (6/7) sekitar pukul 15.42 Wita.
Informasi yang berhasil dihimpun Bali Tribune, kronologis kejadian berawal pada pukul 15.54 Wita I Kadek Sucita sedang melakukan tugas jaga kolam renang bawah. Kemudian salah satu staf pengelola kolam renang yakni Veety Udianingsih Marta Putri memanggil Kadek Sucita dan mengatakan jika ada orang yang tenggelam. Mendengar hal tersebut Kadek Sucita langsung mencari korban. Saat itu Kadek Sucita sudah melihat korban diangkat dari dalam kolam renang dengan kondisi tidak sadarkan diri.
Melihat hal tersebut Kadek Sucita lantas mencari Mulas hendak menanyakan mobil untuk mengantar korban ke klinik terdekat. Karena Muklas tidak membawa mobil, akhirnya Udaningsih Marta Putri bersama ibu korban dengan menggunakan sepeda motor mengantar korban ke klinik terdekat yang ada di wilayah Banjar Dalem, Desa Songan, Kintamani. Sesampai di klinik korban sempat mendapat penanganan dari dokter, namun setelah dilakukan pemeriksaan korban sudah dinyatakan meninggal dunia. Akhirnya kasus tersebut dilaporkan ke Polsek Kintamani guna mendapat penanganan lebih lanjut.
Kasat Reskrim Polres Banglii AKP I Gusti Ngurah Jaya Winangun saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tragis tersebut. Atas kasus tersebut, petugas telah turun melakukan olah TKP dan juga telah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis. Lanjut AKP Jaya Winangun dari hasil pemeriksaan medis yang dilakukan petugas medis Puskesmas Kintamani V dr. Dinda Firdayani Indayah dengan hasil tidak ditemukan kaku, lebam dan pembusukan pada mayat. ”Hasil pemeriksaan juga tidak ditemukan tanda kekerasan benda tajam,” ujar perwira asal Karangasem ini.
Lanjut AKP Jaya Winangun, kuat dugaan korban tidak bisa berenang sementara kedalaman dari kolam sekitar 2 meter. ”Pihak keluarga korban sepakat, menerima peristiwa kematian korban sebagai sebuah musibah, dan tidak akan melanjutkan ke proses hukum, dengan dilengkapi surat pernyataan,” kata AKP Jaya Winangun.