BALI TRIBUNE - Usulan agar Pemkab Badung memiliki pesawat terbang komersil muncul dari Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Badung. Hal itu dinilai layak mengingat APBD Badung terkaya di Bali dan masuk tiga besar terkaya se Indonesia.
Ketua BPPD Badung, I Gusti Ngurah Rai Surya Wijaya, belum lama ini mengatakan, sebagai daerah pariwisata Badung sangat perlu mempunyai pesawat terbang sendiri. "Iya, ini ide bagus. Badung harus punya pesawat komersil sendiri untuk menunjang pariwisata," ujarnya.
Dengan geliat pariwisata di gumi keris, menurut Surya Wijaya, bukan mustahil pendapatan asli daerah (PAD) Badung bisa menembus Rp 10 triliun. "Untuk memfasilitasi kunjungan wisatawan, apa salahnya mengadakan pesawat komersil ? Saya yakin kalau digarap maksimal potensi pariwisata kita bisa mencapai Rp 10 triliun," tegas Surya Wijaya.
Saat ini, lanjut dia, kendala menggaet jumlah wisatawan lebih banyak lagi datang ke gumi keris adalah masalah transportasi udara. Penerbangan di Bandara Ngurah Rai kerap overload. Sehingga mempersulit turis datang ke Bali. Selain itu belum meratanya penerbangan ke negara-negara pemasok turis juga membuat wisatawan terkendala berlibur ke Pulau Dewata.
"Sekarang jadwal penerbangan di Bandara Ngurah Rai kan sangat padat karena penumpang yang membludak. Makanya kami usulkan agar Badung mempunyai pesawat komersih sendiri," kata pria asal Dalung ini.
Sayangnya usulan ini tidak mendapat respon dari Pemkab Badung. Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa bahkan terkesan kurang setuju kalau Pemkab Badung membeli pesawat komersil. Menurutnya lebih cocok fokus untuk pembangunan dan pembenahan infrastruktur. Ia berasalan pengadaan pesawat memerlukan modal finansial dan manajemen yang kuat.
“Saya belum berani bicara menyangkut masalah itu, karena itu menyangkut investasi yang besar dan memerlukan manajemen yang kuat,” kata Adi Arnawa.
Pejabat asal Pecatu ini juga menyebut untuk memiliki pesawat tidak cukup hanya bermodalkan uang banyak, namun harus juga juga harus punya manajemen yang handal. "Iya, tidak hanya ujug-ujug punya uang. Kalau tidak dimanajemen dengan kuat, itu mubazir,” tegasnya.
Menurut dia, Pemkab Badung justru lebih baik menyiapkan infrastruktur. Seperti perluasan landasan pacu bandara serta jalan keluar dari bandara biar jalan tidak macet. "Lebih baik dipakai pembenahan infrastruktur, untuk menjaga image Bali tidak macet,” tukasnya.
Disinggung mengenai rencana perluasan Bandara Ngurah Rai, Adi Arnawa mengaku sangat setuju, agar wisatawan mau datang ke Bali. Namun, pihaknya menekankan perluasan tidak boleh mengganggu ekosistem laut di sekitarnya.
“Kami akan kaji dengan melibatkan masyarakat. Bagaimana teknisnya. Secara prinsip, bagaimana itu bisa jalan, tapi tidak mengganggu ekosistem. Dan ide Bupati Badung agar dibuatkan tiang pancang, sehingga tidak perlu menguruk laut.” jelasnya.