balitribune.co.id | Amlapura - Kabar baik bagi petani Karangasem dibawa langsung dari markas FAO di Roma, Italia. Salak Sibetan, melalui sistem Agroforestry-nya, resmi ditetapkan sebagai situs Warisan Sistem Pertanian Global (Global Important Agricultural Heritage System - GIAHS).
Pada Senin (3/11/2025), Bupati Karangasem I Gusti Putu Parwata, didampingi Sekda I Ketut Sedana Merta, menerima langsung sertifikat GIAHS tersebut. Sertifikat diserahkan oleh Bendesa Adat Sibetan Made Mastiawan dan Ketua Kelompok Tani Dukuh Lestari I Nengah Suparta, didampingi Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan, I Gusti Lanang Swastika.
Penerimaan sertifikat ini sekaligus mengungkap kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan Bupati Gus Par.
Bupati Parwata memilih mengurungkan niatnya untuk berangkat ke Roma, meskipun telah disiapkan. Alasan utama, menurut Gus Par, adalah efisiensi anggaran.
"Keberangkatan dipastikan menghabiskan dana ratusan juta rupiah, terlebih ada pemotongan anggaran dari pemerintah pusat sebesar Rp202 Miliar. Saya memilih untuk menggunakan anggaran itu untuk pembangunan infrastruktur bagi masyarakat Karangasem," ujar Bupati Parwata.
Untuk menjamin komitmen daerah, Bupati Gustu Parwata menugaskan Kabid TPH dan petani Salak Sibetan yang berangkat bersama Kedubes RI untuk Italia.
Delegasi GIAHS Salak Sibetan Terima Sertifikat di Roma, Produk Lokal Tuai Pujian Dunia
Delegasi Globally Important Agricultural Heritage Systems (GIAHS) Salak Sibetan resmi menghadiri seremoni penerimaan sertifikat di Kantor FAO, Roma, pada 31 Oktober 2025. Sehari sebelumnya, rombongan sempat bertemu dengan Duta Besar RI untuk Italia, Prof. Dr. Junimart Girsang, serta Atase Pertanian.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) melaporkan, antusiasme delegasi dunia terhadap produk unggulan Salak Karangasem sangat tinggi. “Sepuluh jenis salak segar yang kami bawa habis dicicipi oleh perwakilan berbagai negara,” ujarnya.
Tak hanya buah segar, produk olahan pun menarik perhatian. Dari empat botol wine salak yang dibawa, dua botol habis dicicipi tamu, sementara dari dua puluh botol bir salak, hampir semuanya ludes.
Bupati Karangasem, I Gusti Putu Parwata, menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pertanian RI dan seluruh pihak yang terlibat atas penetapan GIAHS pertama di Indonesia ini.
“Pengakuan dunia ini diharapkan meningkatkan nilai jual salak Sibetan, memperbaiki taraf ekonomi petani, dan menjaga sistem pertanian agroforestri yang ramah lingkungan agar lahan salak tidak dialihfungsikan,” kata Parwata.
Sebagai tindak lanjut, dalam rangka Hari Tani Nasional, sebanyak 40 delegasi Kedutaan Besar negara sahabat dan organisasi mitra di Indonesia dijadwalkan berkunjung ke Sibetan. Mereka akan mengikuti Gala Dinner serta kunjungan lapangan.