Semarapura, Bali Tribune
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta berupaya meningkatkan kesejahteraan petani, salah satunya dengan pemanfaatan pupuk organic secara berkelanjutan. Ide ini muncul saat Bupati Suwirta mengunjungi kelompok ternak sapi di Desa Jumpai dan Tangkas, Jumat (15/7) kemarin. Hal ini juga akan menjawab pertanyaan para petani tentang kelangkaan pupuk.
Strategi yang akan dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan pupuk organic berupa pembuatan bank kompos. “Selama ini sering kita dengar ada bank sampah, bank kompos yang belum terdengar,” terang Suwirta.
Gagasan ini muncul ketika bupati klungkung meninjau kelompok ternak yang belum optimal memanfaatkan Kotoran sapi maupun limbahnya, bahkan ada yang dijual murah antara Rp. 50.000 s/d Rp. 100.000 pertruck. Justru kotoran sapi peternak dimanfaakan daerah lain untuk member pupuk tanaman hortikultura, seperti sayur dan jeruk.
Bupati Suwirta meminta Dinas Kebersihan dan Pertamanan serta Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan agar mencarikan lahan untuk lokasi pengolahan kotoran untuk dijadikan kompos sehingga bermanfaat untuk petani.
Sementara itu Ketua Kelompok ternak Satya Winangun Nengah Sudarma asal Desa Tangkas mengatakan, proses bank kompos diawali dari kotoran sapi yang ada ditingkat peternak dibeli, dipilih yang berkualitas dijadikan satu dan dibawa kesentra bank kompos untuk diproses dengan teknologi kompos, Hasil kompos ini disalurkan kepada subak, Taman kota atau petani untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kualitas hasil produksi pertanian.
Proses pembuatan kompos meliputi pengeringan bahan baku kompos dengan cara dijemur, hasil olahan dimsukkan alat pengolah pupuk organic sehingga ukurannya lebih halus, kemudian dicampur dengan bahan tambahan seperti kotoran ayam, dilanjutkan proses pengayakan, Perlakuan inokulasi bakteri fermentasi kedalam bahan kompos, kemudian lanjut ke proses fermentasi dan pengadukan hingga proses fermentasi menjadi sempurna (3-4 minggu), terakhir dilakukan proses pendinginan dan packing.