Demokrat Bidik 20 Persen Kursi Parlemen di Semua Tingkatan | Bali Tribune
Bali Tribune, Sabtu 30 November 2024
Diposting : 9 October 2018 14:58
San Edison - Bali Tribune
Made Mudarta
BALI TRIBUNE - Seluruh partai politik dipastikan menginginkan kemenangan pada Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Hal ini pula yang menjadi target Partai Demokrat, baik di tingkat nasional maupun di daerah. 
 
Khusus untuk Bali, Partai Demokrat membidik kemenangan dengan raihan minimal 20 persen perolehan kursi, baik kursi DPR RI, DPRD Provinsi Bali, maupun DPRD Kabupaten/ Kota se-Bali. Target ini meningkat dari capaian Pileg 2014 lalu, yakni rata-rata 15 persen perolehan kursi di semua tingkatan. 
 
"Kecenderungan Partai Demokrat dalam setiap Pemilu, grafik perolehan kursinya meningkat. Pada Pemilu 2014 lalu, rata - rata di semua tingkatan kita mendapatkan 15 persen kursi di Bali. Untuk Pemilu 2019, kami targetkan 20 persen kursi di semua tingkatan," kata Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Bali I Made Mudarta, di Denpasar, Senin (8/10).
 
Menurut dia, target ini cukup realistis. Sebab pada Pemilu 2014 lalu, Partai Demokrat sukses merebut dua dari total 9 kursi DPR RI dari Dapil Bali. Adapun untuk DPRD Provinsi Bali, Partai Demokrat sukses merebut 8 kursi dari total 55 kursi yang ada. 
 
"Jadi kalau targetnya sekarang 20 persen, itu juga realistis. Karena semua partai pasti menargetkan kemenangan," tandas Mudarta. 
 
Soal target di Pilpres, mengingat Partai Demokrat mengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno, Mudarta mengatakan, pihaknya tak mau mendahului kehendak Tuhan. Namun demikian, Partai Demokrat melalui pengurus dan para calon anggota legislatif yang bertarung pada Pileg 2019, terus menyosialisasikan pasangan Prabowo-Sandi kepada masyarakat Bali. 
 
"Semua sudah turun sosialisasi, baik pengurus maupun caleg. Sosialisasi ini penting, sehingga rakyat bisa memilah, mana yang terbaik untuk dipilih tanggal 17 April 2019 nanti. Soal target, bagi kami suara rakyat adalah suara Tuhan. Kami tidak mau mendahului. Biarkan rakyat memilih," tutur Mudarta. 
 
Disinggung soal tingkat kerumitan pada Pemilu 2019, mengingat akan ada enam surat suara yang harus dicoblos pemilih, Mudarta mengatakan, jika sosialisasi gencar dilakukan penyelenggara dan peserta Pemilu, maka tak ada yang rumit. Apalagi, surat suara ini hanya bertambah satu, dari hanya lima pada Pemilu terdahulu. 
 
"Kalau dibilang rumit, tidak juga. Toh pada Pemilu sebelumnya, masyarakat juga terbiasa dengan lima surat suara. Nah sekarang hanya tambah satu lagi. Kami lihat KPU sudah gencar sosialisasi. Kami juga mendorong para caleg untuk melakukan hal serupa," pungkas Mudarta.