Dibukanya Obyek Wisata Penglipuran, Tunggu Keputusan Adat Dan Pemerintah | Bali Tribune
Diposting : 21 June 2020 21:21
Redaksi - Bali Tribune
Bali Tribune / PENGLIPURAN - Suasana di obyek wisata desa tradisional Penglipuran, Kelurahan Kubu, Bangli sebelum terjadi pandemic Covid-19.

balitribune.co.id |BangliMenyongsong new normal (tatanan baru) diwacanakan pariwisata Bali akan dibuka secara bertahap dan tetap mengacu protokol kesehatan Covid-19.

Rencana dibukanya pariwisata disikpai pengelola obyek wisata  Desa Tradisional Penglipuran, Kelurahan Kubu, Bangli, Dimana pengelola mulai mempersiapkan diri.

Pengelola obyek wisata desa Tradisional Penglipuran, I Nengah Moneng  dibukanya obyek ini, tentu menunggu keputasan adat dan pemerintah daerah. Namun demikian pihaknya sudah melakukan koordinasi mana kala obyek ini dibuka kembali. "Kami masih bahas skema bila obyek ini di buka. Tentunya nanti dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan," jelasnya, Minggu (21/6). 

Sebut mantan guru ini, penerapan protokol kesehatan bukanya semata  menyediakan fasilitas pendukung seperti tempat cuci tangan, disinfektan, namun pihak  pengelola juga mempersiapkan petugas pengawas. Yang mana petugas akan mengawasi pengunjung agar mengikuti protokol kesehatan. "Tidak hanya mengawasi penerapan protokol kesehatan tetapi petuga sini juga mereka  berperan sebagai pemandu," sebutnya. 

Kata Nengah Moneng, dibukanya obyek wisata, kemungkinan tidak semua warga siap. Ada beberapa rumah belum siap dikunjungi, maka pemandu ini yang akan membantu pengunjung.

Terkait kunjungan, jumlah tentu dibatasi yang mana dalam satu kelompok tidak lebih dari 25 orang. Akan ada pula pengaturan jarak, sehingga kelompok satu dan lainya tidak akan berbenturan. "Untuk teknisnya sedang kami godok secara matang sehingga dalam penerpananya bisa berjalan lancar ,” sebutnya.

Disisi lain Nengah Moneng mengatakan, meski obyek Penglipuran masih tutup, sudah ada pengunjung yang datang, baik lokal hingga turis. Namun demikian pihak sudah menerangkan untuk sementara obyek tutup. "Kam menyamapikan kepada pengunjung kalau obyek masih tutup, setelah diberi penjelasan mereka menerimanya,” ujar Nengah Moneng.